Mesuji, sinarlampung.co-Proyek irigasi gantung yang menghabiskan anggaran Rp116 miliar di Desa Sidang Bandar Anom, Kabupaten Mesuji, mangkrak dan terbengkalai. Proyek yang dibangun Kementerian PUPR pada sejak tahun 2020 itu hingga kini belum pernah digunakan untuk mengairi sawah, Jum’at 10 Mei 2024.
Baca: Warga Bandar Anom Mesuji Keluhkan Pembangunan Irigasi Gantung
Bahkan, kondisinya saat dalam kondisi sudah mulai rusak. Karena itu warga dan Tim Investigasi LSM Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIN) mempertanyakan proyek mobajir tersebut. Mereka meminta Presiden Joko Widodo, Kejaksaan Negeri Mesuji dan Kejaksaan Tulangbawang serta Kejaksaan Tinggi Lampung untuk mengusuk kebobrokan proyek tersebut.
“Kami minta perhatian pihak terkait, Pak Presiden Joko Widodo, Kejaksaan Negeri Mesuji dan Kejaksaan Tulangbawang serta Kejaksaan Tinggi Lampung harus turun tangan memeriksa dugaan ketidakberesan pembangunan Irigasi gantung ini,” kata Ketua GRIN Kabupaten Mesuji Apri Susanto.
Seharusnya, kata Apri jika berfungsi irigasi ini dapat mengairi ribuan hektare persawahan di Rawajitu Utara dan Tulang Bawang. Sehingga hasil panen akan meningkat, dan penghasilan petani menjadi baik. “Ini anggaran besar, masak tidak bermanfaat bagi masyarakat. Bagaimana perencanaannya dulu. Disana sini sudah banyak yang rusak. Kami mohon APH dapat mengusut ketidakbberesan ini,” katanya.
“Penegak hukum harus mengusut dan menindaklanjuti dugaan korupsi dalam proses pembangunan Irigasi Gantung di Desa Sidang Bandar Anom, Kabupaten Mesuji ini,” katanya.
Keluhan Warga
“Jangankan untuk difungsikan sebagai sarana untuk mendukung pengairan persawahan warga, proyek Balai Besar yakni irigasi gantung yang dikerjakan oleh di Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Meuji terhitung sejak tiga tahun terakhir tak juga kunjung selesai dan bermanfaat,” kata warga sekitar Irigasi Gantung..
Parahnya lagi, proyek pembuatan irigasi gantung dari Bahan beton yang meneran anggaran miliyaran rupiah ini kwalitasnya rendah, bahkan sudah mengalami kerusakan disana-sini. “Sudah mulai rusak mas, banyak yang pecah, walau belum juga dapat di manfaatkan,” kata Gatot, warga Kecamatan Rawajitu Utara kepada wartawan.
Berapa panjang jaringan Irigasi Gantung yang pengerjaannya tak kunjung rampung,pria paruh baya ini mengaku tidak mengetahui secara pasti, “Kurang tahu mas kalau panjangnya, yang saya tahu selain di Desa Bandar Anom, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji, juga ada pembangunan irigasi yang sama di beberapa desa di Kabupaten tetangga yaitu Tulang Bawang,” ujarnya.
Hal yang sama di ungkapkan Kepala Desa Sidang Bandar Anom, Kecamatan Rawajitu Utara Wahyu, menurutnya selain terdapat kerusakan keberadaan Irigasi gantung tersebut juga di keluhkan warga karena menghalangi jalan usaha tani milik masyarakat, dan menjadi sarang tikus saat musim panen dan tanam.
“Di beberapa tempat dikeluhkan warga, karena melintas diatas jalan akses ke persawahan warga. Bahkan karena tidak terawat irigasi yang ditumbuhi semak belukar ini juga menjadi sarang tikus yang sangat merugikan masyarakat, karena merupakan salah satu hama untuk tanaman padi,” katanya. (Red)