Jakarta, sinarlampung.co-Pria asal Bandung, Reffian Gani usia 29 tahun beralamat di Gg Surareja No 143/34-B RT 03/09, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat dengan pekerjaan wiraswasta, ditemukan tewas dengan luka leher tergorok dalam mobil Ford Merah di Desa Jatimulya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis 4 April 2024 malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Korban pertama kali temukan oleh seorang warga penjual timun suri bernama Darna, yang curiga melihat keberadaan mobil Ford merah bernopol B-1624-UME yang lama terparkir di pinggir jalan dan tak kunjung diambil pemiliknya.
“Saya melihat mobil tersebut sejak Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB saat akan buka warung. Awalnya saya tidak curiga, dan menganggap hal biasa. Sampai akhirnya tadi sekitar habis tarawih, saya bersama dua teman saya mengecek mobil tersebut dan kaget saat disorot pakai senter, ternyata di dalamnya ada orang dengan kondisi leher berlumur darah,” kata Darna di lokasi kejadian.
Saat itu juga Darna bersama temannya melaporkan temuan mayat di dalam mobil tersebut ke Ketua RT setempat yang langsung diteruskan ke perangkat Desa Jatimulya juga Polsek Cidahu. Langsung laporan ditanggapi petugas kepolisan mendatangi TKP disusul anggota Inafis dan penyidik dari Satreskrim Polres Kuningan melakukan identifikasi dan olah TKP.
Dari hasil olah TKP, di mobil tersebut polisi menemukan dompet yang di dalamnya terdapat kartu identitas berupa SIM A atas nama Reffian Gani usia 29 tahun beralamat di Gg Surareja No 143/34-B RT 03/09, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat dengan pekerjaan wiraswasta.
Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian mengatakan, polisi telah menghubungi pihak keluarga korban dan telah meminta kehadiran mereka untuk memastikan identitas jenazah pria tersebut. “Untuk sementara kami telah terhubung dengan keluarga korban di Bandung dan malam ini juga mereka kami minta kehadirannya ke Kuningan untuk mengumpulkan keterangan dan sebagainya. Sambil kami terus lakukan penyelidikan dan pengumpulan bukti-bukti di lapangan,” kata Willy.
Bunuh Diri
Polisi menyimpulkan penyebab kematian Reffian Gani (29), warga Bandung, yang ditemukan tewas dengan leher tergorok di dalam mobil Ford merah di pinggir jalan raya Desa Jatimulya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Kamis 4 April 2024 malam akibat bunuh diri.
Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian mengatakan kesimpulan tersebut berdasarkan hasil autopsi dan teori dokter forensik RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, yang diterima Minggu 7 April 2024. Hal tersebut didukung sejumlah alat bukti seperti keterangan saksi dan rekaman kamera CCTV.
“Dari hasil autopsi dan teori dokter forensik menyimpulkan luka yang dialami korban RG merupakan upaya korban melukai dirinya sendiri. Seperti diketahui, ada beberapa luka ditemukan di tubuh korban yaitu selain di leher juga ada luka sayatan di pergelangan tangan kiri dengan menggunakan cutter yang ada di dalam mobil Ford merah tersebut. Berawal dari upaya melukai di lengan, ternyata lukanya tidak terlalu dalam kemudian korban melanjutkan upaya melukai di bagian leher sebanyak tiga kali,” papar Willy kepada awak media di sela-sela kegiatan meninjau Pos Pam Lebaran Taman Kota Kuningan, Minggu 7 April 2024 malam.
Menurut Willy melanjutkan, kesimpulan itu diperkuat dengan temuan seperti kondisi mobil yang terkunci dari dalam dan temuan pisau cutter serta perilaku korban yang terekam kamera CCTV saat berada di SPBU, mini market, dan lokasi lain.
“Dari sekitar 20 CCTV yang kami periksa, dipastikan tidak ada orang lain yang mengikuti korban begitu juga keberadaan orang lain yang menyertainya di mobil tersebut kami pastikan tidak ada. Ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan sidik jari di dalam mobil, hingga saat ini kami belum menemukan ada sidik jari orang lain di sana,” ujarnya.
Dari rekaman CCTV juga terlihat mobil Ford merah tersebut sempat mengisi BBM di salah satu SPBU di Kuningan kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Cirebon, namun tidak jadi dan berbalik arah ke Kuningan. Di salah satu mini market di Kuningan, lanjut Willy, terlihat gerak-gerik korban seperti galau dan gelisah. Dia keluar masuk mini market, duduk, kemudian masuk lagi hingga beberapa kali.
“Sempat terlihat korban berada di SPBU untuk mengisi bensin, kemudian di mini market, ada juga sempat turun dari mobil kemudian duduk di trotoar pom bensin. Dari beberapa titik CCTV tersebut terlihat korban sendiri, tidak ada penumpang lainnya atau korban bersama orang lain. Kalau kami perhatian dari gerak-geriknya, korban ini terlihat seperti galau seperti sedang ada tekanan menghadapi permasalahan berat,” ungkap Willy.
Sampai akhirnya pada Kamis 4 April 2024 pagi sekitar pukul 09.08 WIB, mobil Ford merah melintasi SPBU Cidahu terlihat menuju arah Jatimulya. Rupanya di Jatimulya tersebut mobil Ford merah tersebut berhenti sampai kemudian pada malam harinya ditemukan oleh warga setempat dengan kondisi pengemudinya sudah tak bernyawa dengan luka di leher.
Informasi lainnya, polisi juga menemukan mobil Ford merah tersebut terparkir di pinggir Jalan Raya Jatimulya dalam kondisi mogok karena kehabisan bensin. Sementara di dompet korban, kata Willy, tidak ditemukan uang yang cukup. Hanya ada beberapa uang recehan saja.
Mobil Ford merah itu ternyata bukan milik korban melainkan milik kantor tempat dia bekerja. “Dari beberapa rangkaian penyelidikan tersebut dan diperkuat hasil autopsi dokter forensik terhadap jenazah korban akhirnya dapat diindikasikan korban meninggal dunia oleh dirinya sendiri. Dengan cara melukai dirinya sendiri sehingga menyebabkan hilangnya nyawa korban,” ujar Willy.
Adapun motif pengemudi Ford merah tersebut nekat menghabisi nyawanya sendiri dengan cara yang terbilang ekstrem, Willy menduga karena korban sedang menghadapi permasalahan pribadi yang berat. Namun, Willy enggan mengungkap secara rinci permasalahan berat apa yang dihadapi korban karena alasan itu adalah urusan pribadi korban.
“Masalah pribadi itu bisa internal juga eksternal. Kami hanya fokus mengungkap penyebab kematian korban ini berdasarkan hasil penyelidikan secara ilmiah, bahwa almarhum meninggal dunia dengan cara menyakiti dirinya sendiri,” katanya. (Red)