Bandar Lampung – Ekonomi Lampung pada tahun ini masih menghadapi risiko ketidakpastian global serta tantangan di dalam negeri, yakni masih adanya dampak El Nino dan risiko instabilitas politik (Pemilu dan Pilkada Serentak) pada tahun 2024.
Meski demikian, ekonomi daerah ini masih akan tetap tumbuh dalam kisaran 4,5% sampai 5%.
Persentase pertumbuhan ekonomi 4,5%-5% tersebut diproyeksikan oleh Bank Indonesia dengan memperhatikan aspek makro ekonomi daerah dan tiga tantangan yang akan dihadapi Indonesia di tahun ini.
Dengan adanya tiga tantangan utama tersebut, Bank Indonesia sepertinya tidak yakin ekonomi Lampung dapat bergerak tumbuh minimal sama dengan tahun 2023 yang semula diproyeksikan tumbuh dalam kisaran 4,7%-5,2%.
Secara kumulatif, persentase ekonomi Lampung Triwulan I, II dan III tahun 2023 rata-rata baru mencapai 4,29% atau masih di bawah proyeksi Bank Indonesia.
BPS Lampung dalam laporan berkalanya menyebutkan ekonomi Provinsi Lampung Triwulan ke-I-2023 tumbuh sebesar 4,96 persen.
Pada Triwulan ke-II 2023 terkoreksi menurun menjadi 4,00 persen dan 3,93 persen pada Triwulan ke-III.
Sementara ekonomi Lampung pada triwulan tersisa (Triwulan IV 2023), sepertinya akan sulit menyentuh angka 4,7% lantaran tingginya laju inflasi yang terus menekan ekonomi daerah ini.
Inflasi Lampung pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,06% (yoy), lalu memuncak pada November sebesar 4,10% (yoy) dan pada Desember sebesar 3,47% (yoy).
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang didorong oleh naiknya sebagian besar indeks (inflasi) kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau dan sejumlah kelompok pengeluaran lainnya.
Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Triwulan IV 2023 antara lain beras, rokok kretek filter, bawang putih, rokok putih, tarif air minum pam, dan cabai rawit.
Secara umum, ekonomi Lampung pada era Gubernur Lampung Arinal masih terjaga tumbuh dari tahun ke tahun, meski masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, kecuali pada 2019 saat tahun pertama Arinal menjabat Gubernur Lampung.
Pada tahun itu, ekonomi Lampung tumbuh perkasa 5,26 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen.
Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Lampung terjun hingga -1,66 persen pada tahun 2020, namun masih di atas persentase nasonal yang terjun -2,07%.
Pertumbuhan ekonomi Lampung kembali tumbuh positif menjadi 2,77 persen pada 2021, sementara persentase ekonomi nasional tumbuh positif 3,77%.
Pada 2022 ekonomi Lampung naik signifikan 4,28 persen, namun masih tetap di bawah persentase ekonomi nasional sebesar 5,31 persen. (IWA)