BANDARLAMPUNG – Api yang berkobar membakar hutan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur pada Selasa (03/10/2023) siang sudah padam. Namun pengelola TNWK dan petugas pemadam masih belum bisa tenang lantaran api dapat saja berkobar kembali bila angin masih berhembus kencang.
“Situasinya rumit. Meski kita dalam kewaspadaan tinggi, potensi kebakaran masih tinggi dan kami tidak punya peralatan memadai untuk mengatasi,” ujar Humas TNWK, Sukatmoko, Rabu (04/10/2023).
“Di dalam sana sangat kering sekali. Alang-alang di lahan savana sangat mudah terbakar, dan lokasinya sulit dijangkau. Untuk sampai ke sana tidak bisa menggunakan kendaraan,” tambah dia lagi.
Sukatmoko mengakui bahwa selama ini politik penganggaran kurang berpihak kepada TNWK. Ia membenarkan pihaknya sudah berkali-kali mengajukan pengadaan pelaratan yang lebih modern untuk mengatasi kebakaran hutan kepada pemerintah. Tapi tidak dipenuhi.
“Berkali-kali kami ajukan, tapi tidak dipenuhi, dicoret dengan alasan macam-macam,” tegasnya.
Akibatnya selama bertahun-tahun pengelola TNWK mengalami kesulitan melakukan mitigasi risiko atau tindakan terencana berkelanjutan terkait pencegahan, pemadaman saat kebakaran dan paska kebakaran.
Kemarin, sekitar 200 hektar lahan kawasan hutan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Pihak TNWK mengklaim menurunkan lebih 60 personil gabungan dari Polres, dan Kodim Lampung Timur untuk memadamkan api.
Sukatmoko menjelaskan upaya yang dilakukan tim pemadam untuk menjangkau lokasi hanya dengan berjalan kaki. ”Tim membawa air dengan Tanki gendong untuk menyiram titik-titik api, secara manual. Selain lokasi gambut, cuaca panas dan angin kencang juga menjadi kendala,” katanya.
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) makin merana akibat kebakaran hutan yang berlangsung bertahun-tahun di setiap musim kering.
Kebakaran di kawasan ini dengan mudah menghanguskan ratusan hektar areal hutan dan isinya.
Terhitung September sampai pekan pertama Oktober 2023 luasan kebakaran sudah mencapai 300 hektar sehingga menempatkan Kabupaten Lampung Timur sebagai kabupaten tertinggi kasus kebakaran hutan di Lampung mencapai 2.753 hektar.
Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Zulhaidir, mengatakan kasus kebakaran hutan terbesar terjadi di Way Kambas.
“Dari data yang kami miliki periode Januari-Agustus 2023, kasus kebakaran hutan tertinggi terjadi di Way Kambas, setelah itu Way Kanan, Tulangbawang, Lampung Tengah, dan Mesuji
Ia belum bisa menyimpulkan secara pasti penyebab kebakaran di TNWK. Namun ia memastikan kebakaran umumnya dipicu keringnya alang-ilang di kawasan savana Way Kambas.
“Pada musim kering seperti ini, kawasan savana di TNWK mengering hingga mudah terbakar. Ada yang melempar puntung rokok saja, misalnya oleh para pemburu liar, bisa cepat menimbulkan kebakaran,” katanya.
Kalau sudah begini, pengelola TNWK Bisa Apa? Lama-lama Gajah di Sana Bisa Mati Terbakar Semua!
(red)