Lampung Utara (SL) – Pasca delapan bulan kematian tragis Yogi Andhika, keluarga yang selama diam, akhirnya memberanikan diri mencari keadilan, didampingi kuasa hukumnya, Riza Hamim, SH & Rekan, melapor ke Polres Lampung Utara, pada Selasa, (20/03/2018)
Seperti dituturkan salah satu keluarga korban, Li, mengatakan sebelum wafat, almarhum Yogi Andhika sempat menuturkan berbagai peristiwa tragis yang dialaminya hingga dia dirawat, hingga akhirnya meninggal.
Peristiwa tragis yang dialami Yogi, bermula dari hilangnya sejumlah uang yang diperintahkan majikannya untuk diantar ke rumah ibunda ‘Tokoh Wahid’ di Ketapang Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara.
“Andik (panggilan akrab Yogi Andhika) diperintahkan DA, keluarga ‘Tokoh Wahid’, untuk mengantarkan uang sejumlah Rp25 juta,-. Sebelum dia menuju ke rumah Ibunda ‘Tokoh Wahid’, dia menyempatkan diri untuk mandi di mess sopir pribadi. Sementara, uang tersebut berada di dalam mobil dengan kondisi pintu tertutup,” tutur Li kepada Sinarlampung, Selasa malam, (20/03/2018), sekira pukul 22.00 WIB, di kediamannya, mengenang cerita YOGI.
Lebih lanjut diceritakan Li, sesaat hendak pergi, almarhum kaget melihat pintu mobil yang terparkir di Rumah Jabatan ‘Tokoh Wahid’ Lampung Utara, ketika itu, dalam kondisi terbuka. “Merasa khawatir ada sesuatu yang terjadi, almarhum lantas memeriksa keberadaan uang senilai Rp25 juta yang hendak diantarnya. Kekhawatirannya terbukti. Uang tersebut raib dari dalam mobil. Sementara, pintu-pintu mobil tidak ada yang rusak,” urai Li.
Karena diliputi perasaan takut, almarhum Yogi Andhika lantas pergi begitu saja ke Bandarlampung dan menceritakan peristiwa tidak menyenangkan tersebut pada keluarga. “Ketika itu, saya mendesaknya apakah dia dengan sengaja menghilangkan uang tersebut. Namun, almarhum tetap bersikeras bahwa dia tidak melakukannya,” ujar Li.
Mendapati pengakuan Yogi, keluarga merasa bakal ada ancaman besar yang mengintai Yogi Andhika. “Kami memutuskan agar almarhum untuk sementara waktu bersembunyi. Kami mengungsikan dirinya ke rumah paman di Sukabumi, Jawa Barat sambil mencari solusi untuk mengatasi hal ini,” tutur Li melinangkan air mata. (Juniardi/tim)