Ruwahan di bulan Syaban pada penanggalan Hijriyah dan Ruwah pada penanggalan Jawa lazim dirayakan di Indonesia. Ruwahan asal katanya ruwah, bahasa Arab “arwah”, kata ini merupakan jamak taksir dari “ruh”. Masyarakat Indonesia biasa menyebut dengan roh.
Dilansir dari republika.co.id, ruh adalah sumber kehidupan dan sumber moral yang baik. Ruh juga sesuatu yang halus, bersih, dan bebas dari pengaruh hawa nafsu yang merupakan rahasia Allah SWT yang hanya bisa diketahui oleh manusia tertentu setelah Allah SWT memberikan kasyf (gambar yang terbayang) kepadanya.
Indonesia sebagai negara populasi muslim terbesar di dunia serta kaya budaya dan adat istiadat. Umumnya banyak tradisi keagamaan yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan.
Diatara tradisi tersebut yaitu Ruwah atau Ruwahan merupakan tradisi adat Jawa yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini. Awalnya, sebelum lslam datang acara ini sudah dilakukan. Setelah lslam datang disesuaikan dengan syariat Islam, kata lainnya di-lslamkan.
Intinya, pada acara ini dilakukan do’a bersama untuk para arwah yang telah meninggal dunia juga keselamatan dan keberkahan bagi keluarga serta umat Islam lainnya.
Ruwahan dipadukan dengan tahlilan dan sedekah, ini merupakan ajang silaturrahmi dan berbagi. Acara ini bisa dilakukan pada siang hari atau malamnya. Ruwahan bisa dilakukan oleh satu keluarga atau kolektif di lingkungan sekitarnya.
Dikutip dari baznaz.go.id, selain membaca doa bulan Sya’ban menjelang Ramadhan, terdapat empat amalan yang sangat dianjurkan. Pertama, puasa Sunah, berpuasa di bulan ini merupakan cara efektif untuk membersihkan hati dan meningkatkan kualitas diri sebelum memasuki Ramadan.
Kedua, memperbanyak istighfar dan taubat. Dengan memperbanyak istighfar, kita bisa mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Lalu, ketiga, meningkatkan hubungan sosial. Menyambut Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk memperbaiki hubungan sosial, seperti bersilaturahmi, membantu sesama, dan memperbanyak sedekah. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis menjelang bulan suci.
Terakhir, keempat, membiasakan tilawah al-qur’an. Membaca Al-Qur’an di bulan Syaban dapat menjadi latihan untuk konsisten melakukannya di bulan Ramadan. Dengan demikian, kita lebih siap menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah.