Wisata halal atau halal tourism merupakan suatu kebutuhan. Indonesia negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia merupakan pangsa pasar dan bisa menjadi contoh destinasi halal juga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Wisata halal tidak merubah destinasi wisata yang telah ada akan tetapi melengkapi kebutuhan wisatawan Muslim.
Kebutuhan wisatawan Muslim diantaranya makanan halal, masjid atau mushollah dengan fasilitas memadai. Fasilitas ini meliputi lokasi yang mudah dijangkau dan layak dijadikan masjid atau mushollah.
Kemudian, ketersediaan air bersih yang cukup, tempat wudhu terpisah antara pria dan wanita serta tempat wudhu di ruang tertutup khusus wanita. Perlengakapan sholat yang bersih untuk pria dan wanita.
Dikutip dari laman kemenag.go.id, wisata halal merupakan pemberian fasilitas bagi wisatawan Muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya di lokasi wisata tersebut.
Selanjutnya, petunjuk arah kiblat terutama di kamar-kamar penginapan atau hotel diletakkan di tempat yang gampang terlihat. Toilet yang memenuhi standar bersuci dalam lslam dengan menyediakan semprotan toilet atau jet shower/bidet spray untuk toilet duduk.
Lalu, restoran, restoran siap saji, café dan lainnya terutama waralaba memiliki sertifikat halal bukan logo halal dan sertifikat tersebut dipasang pada tempat yang mudah dilihat wisatawan. Ini merupakan hak konsumen yang harus dipenuhi para pengusaha.
Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, halal tourism atau wisata halal adalah sebuah model atau paket layanan tambahan atau extended services amenitas yang ditunjukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim.
Beberapa provinsi yang sudah menerapkan konsep halal diantaranya Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Lombok, Riau-Kepulauan Riau, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur (Malang Raya), Yogjakarta, Sulawesi Selatan (Makasar).
Saat ini wisata halal sudah menjadi trend dunia dan global, beberapa negara minoritas lslam menyambut baik hal ini dengan memenuhi standar wisata halal yang dibutuhkan wisatawan. Sebut saja Thailand, Jepang, Korea, China, dan negara lainnya. (*)