Tanggamus, sinarlampung.co – Seorang guru berinisial DA dari SMPN 1 Semaka mendapat sorotan tajam usai diduga mengancam seorang siswa berprestasi, OBP, untuk tidak mengikuti ujian semester. Selain itu, DA disebut memecat siswa tersebut secara sepihak dari jabatan ketua OSIS dan menghapus namanya dari daftar calon peserta seleksi masuk SMA Taruna Nusantara. Semua ini dipicu oleh ucapan “Kenyih” yang di lontarkan OBP
OBP, yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan telah membawa nama baik sekolah, mengaku telah menerima perlakuan yang tidak adil dari DA. Menurut OBP, kejadian bermula ketika DA menyita ponselnya dan menemukan foto OBP bergandengan tangan dengan salah satu siswi. Meskipun OBP telah membuat surat pernyataan bermaterai untuk tidak mengulangi perbuatannya, DA tetap melanjutkan tindakan yang dianggap mencoreng nama baik OBP.
“Saya sudah membuat surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai, disaksikan oleh kedua orang tua kami. Namun, ibu DA terus menyebarkan postingan di media sosial yang memojokkan saya,” ujar OBP pada Selasa, 21 Januari 2025.
Salah satu unggahan DA di TikTok dengan tajuk, “Astaga naga!!! Ibu guru se-care gue bisa-bisanya dikatain kenyih SM yg suka mojok di kelas,” dinilai sebagai bentuk ejekan terhadap OBP. Hal ini membuat OBP merasa tertekan dan kehilangan semangat untuk belajar di sekolah.
Wardioyono, orang tua OBP, mengecam tindakan DA yang dianggap mencederai dunia pendidikan.
“Kami sudah menyelesaikan masalah ini dengan surat pernyataan. Namun, DA malah terus mempermalukan anak saya di media sosial. Sebagai seorang pendidik, dia seharusnya memberikan pembinaan, bukan justru menghancurkan masa depan anak saya,” tegasnya.
Wardioyono juga berharap Dinas Pendidikan dan Sekretariat Daerah Tanggamus mengambil tindakan tegas terhadap DA.
“Anak saya sudah merasa dipermalukan dan tidak nyaman lagi sekolah di sana. Saya harap pihak berwenang segera menindaklanjuti kasus ini agar tidak terjadi lagi pada siswa lain,” imbuhnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMPN 1 Semaka, Budiono, yang didampingi oleh DA, terlihat memihak DA. Bahkan, Budiono sempat memarahi OBP di hadapan awak media.
“Kami mau pacaran terus? Kalau pacaran terus bisa-bisa tidak ikut ujian kamu,” bentak Budiono.
Sikap kepala sekolah yang seolah mendukung tindakan DA ini semakin memicu reaksi negatif dari masyarakat. Pihak dinas pendidikan setempat diharapkan segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan keadilan bagi OBP. (Wisnu/*)