Bandar Lampung, sinarlampung.co–Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Wartawan Indonesia (IWO) Lampung rencananya akan melangsungkan pelantikan besok, 29 Mei 2024. Sebelum pelatihan tersebut, IWO Lampung menggelar pelatihan Jurnalistik di hotel Amelia, Bandarlampung, Selasa, 28 Mei 2024.
Pelatihan Jurnalistik ini menghadirkan wartawan senior sekaligus pimpinan media sinarlampung.co dan sinarindonesia.id dengan diikuti pengurus dan anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IWO Lampung serta pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) se-Lampung.
Mewakili Ketua Umum PP IWO Dwi Christianto, Sekretaris Jendral, Telly Nathalia tampak hadir dalam pelatihan jurnalistik yang merupakan rangkaian agenda pelantikan IWO Lampung itu.
Ketua IWO Lampung, Edi Arsadad mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus yang telah hadir mengikuti pelatihan Jurnalistik pra pelantikan IWO Lampung. Dia berharap materi yang disampaikan narasumber dapat dipahami dan diimplementasikan para pengurus dan anggota IWO dalam melaksanakan tugas kejurnalistikan.
“Saya berharap anggota dan pengurus dapat menerapkan materi yang nanti disampaikan bang Jun (narasumber), bahkan bisa ditularkan kepada teman-teman yang belum bisa hadir kali ini,” tutur Edi.
Dalam kesempatannya, Juniardi sebagai narasumber sedikit berbagi pengalaman ketika menjalankan tugas kejurnalistikan. Dia mengaku banyak suka duka yang ia alami.
Dari pengalaman itu, Juniardi banyak belajar dan justru menjadikannya sebuah “ide” atau “trik” untuk mempermudah dalam menggali informasi, terutama dari narasumber yang tidak mudah diajak berkomunikasi. Misalnya, pejabat publik atau narasumber tertentu yang sulit ditemui dan enggan diwawancarai.
“Saya dulu ketika mendapati seorang pejabat publik yang sulit untuk diwawancarai atau ditemui wartawan, saya biasa menggunakan teknik “jumping”. Dengan teknik ini pejabat yang sulit diwawancarai tersebut dipastikan akan menemui dan berbicara dengan kita,” kata Juniardi.
Namun, kata Juniardi, cara ini juga tidak boleh digunakan sembarangan. Seorang wartawan haruslah mempertimbangkan siapa calon narasumber yang akan diwawancarai atau diminta konfirmasi, seperti mengenal karakternya terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Selain itu, mantan Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Lampung itu juga meminta kepada seluruh anggota dan pengurus IWO agar memahami Undang-undang Pers seperti mematuhi 11 poin Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang menjadi pedoman dasar seluruh pegiat pers Indonesia dalam melaksanakan tugasnya.
Selanjutnya, dalam dunia jurnalistik, wartawan wajib mengenal unsur 5 W + 1 H, yang umumnya digunakan dalam teknik penulisan berita. Ketika seorang wartawan di lapangan, menggali, mencari, dan meliput sesuatu yang berbahaya unsur tersebut ditambah menjadi 5 W + 1 H + S.
“S itu Sekuriti. Jadi saya minta ketika wartawan dihadapkan dalam liputan yang berbahaya minimal kita mengajak rekan, jangan serakah. Ini berguna ketika terjadi sesuatu pada kita,” tegas Juniardi.
Dikesempatan ini juga, Juniardi membongkar trik yang bisa ia terapkan dalam menjalankan tugas jurnalistik, mulai teknik peliputan, wawancara, sampai cara penulisan karya jurnalistik yang layak siar.
“Yang perlu diingat, wartawan tidak boleh menuangkan opini pribadi ke dalam karya jurnalistik. Misalnya ada kasus pemerkosaan anak di bawah umur, karena emosional kita terpancing sehingga kita menyebut pelaku bejat, itu tidak boleh. Terkecuali ada narasumber yang berkata demikian. Maka saya sebut dengan istilah, Jangan libatkan Aku dalam Tulisanku,” kata Juniardi.
Terakhir, Juniardi juga mengajak seluruh perusahaan pers terkhusus yang tergabung di IWO Lampung untuk melengkapi legalitas perusahaannya untuk mewujudkan pers yang sehat. (Red/*)