Bandar Lampung, sinarlampung.co – Jumlah penderita HIV di Provinsi Lampung saat ini diperkirakan mencapai 6.020. Dari jumlah itu, Kota Bandar Lampung menjadi penyumbang tertinggi Orang Dengan HIV (ODHIV) dengan 2.071 kasus.
Angka ini hanya berdasarkan hasil tes atau pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Masyarakat Lampung yang belum melakukan pemeriksaan HIV diyakini masih banyak. Sebab, berdasarkan estimasi Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung pada tahun 2020, ODHIV diperkirakan mencapai 10.093 di provinsi ini.
Kemungkinan angka itu terus bertambah dikarenakan belum maksimalnya upaya pencegahan serta penanggulangan HIV & AIDS yang memadai di Provinsi Lampung. Demikian penjelasan Konsorsium Penggiat HIV Lampung (Distrik Task Force) saat kunjungan ke Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, Kamis (19/10/2023).
Terkait kondisi ini, Koordinator Konsorsium Mulyadi mengungkapkan kekhawatirannya, bahwa pemerintah gagal mencapai target three eliminasi HIV tahun 2030. Di mana dalam target three eliminasi atau three zero elimination tersebut adalah tidak ada lagi kasus HIV baru (Zero New Infection), tidak ada kasus kematian akibat AIDS (Zero Dead with AIDS), dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi (zero stigma and discrimination). Hal ini disebabkan melihat kondisi penanggulangan HIV & AIDS yang dilakukan pemerintah saat ini.
Sementara itu, Alfajar, selaku paralegal konsorsium menyampaikan, salah satu faktor yang membuat HIV ini menjadi sesuatu yang berbeda dengan penyakit yang lainnya, adalah stigma dan diskriminasi di masyarakat yang dialami oleh penderita HIV.
Sehingga, membuat masyarakat yang berisiko HIV takut untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui status HIV-nya. Padahal HIV tidak menular dengan mudah begitu saja. Bentuk stigma dan diskriminasi yang sangat serius salah satunya adalah tindakan kekerasan yang dialami orang dengan HIV.
Berdasarkan pendokumentasian kasus yang dilakukan Wahana Cita Distrik Bandar Lampung Januari hingga Juni 2023, setidaknya terdapat 13 catatan kasus kekerasan yang beragam. Kasus itu baik kekerasan berbasis gender, kekerasan oleh pasangan intim, diskriminasi di layanan pendidikan, hingga pelayanan kesehatan tak sesuai standar pelayanan terkait dengan ODHIV.
Gaya Lentera Muda Lampung selaku Organisasi berbasis komunitas berhasil mendapatkan testimoni dari 77 orang dari komunitas berisiko terinfeksi HIV di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung Barat, dan Lampung Tengah.
Diketahui, 45 orang pernah mengalami stigma, 36 orang mendapat diskriminasi, dan 44 orang pernah direndahkan oleh orang terdekat mereka.
Kondisi lebih memprihatinkan di mana 37 orang pernah mengalami kekerasan dan 57 orang menyatakan tidak merasa aman dari kekerasan fisik oleh lingkungannya (Data terpilah pengamatan Tabik Pun For Seruit, POP GAYLAM 2023).
Data berbeda disajikan oleh Jaringan Indonesia Positif Lampung melalui Program Stigma Index. Didapatkan, 2 responden yang pernah mengalami diskriminasi di pelayanan kesehatan.
Kondisi serupa juga didapatkan oleh petugas penjangkau untuk transgender PKBI Riau yang menemukan 1 orang transgender pernah mengalami kekerasan.
Kondisi yang lebih memprihatinkan diboleh OPSI Jambi. Didapatkan setidaknya 579 orang pekerja seks perempuan yang pernah mengalami kekerasan oleh pasangan intimnya.
Rachmad Cahya Aji, selaku Advokasi Officer Program CSSHR (Community System strengthening – Human Right) Wahana Cita Indonesia), berharap pemerintah dapat peduli dan menjadikan prioritas dalam upaya penanggulangan HIV.
Karena apabila kasus ini didiamkan maka tidak akan mustahil jumlah infeksi baru HIV di Provinsi Lampung khususnya di Kota Bandarlampung akan terus bertambah dan tidak terkendali.
Sementara itu, Ketua AJI Bandar Lampung, Dian Wahyu Kusuma dan Koordinator Divisi Advokasi dan Ketenagakerjaan, Derri Nugraha, berkomitmen untuk membantu menyuarakan aspirasi komunitas dan bersama dalam mengadvokasi pemerintah untuk pemenuhan hak asasi manusia termasuk pada komunitas.
Dalam pertemuan, hadir perwakilan komunitas antara lain OPSI Lampung, SSG Lampung, JOB Lampung, IPPI Lampung, Komapi Lampung, PKBI Lampung, Gaya Lentera Muda Lampung, KDS Paradise Support, JIP Lampung dan Wahana Cita Indonesia. (*)