Lampung Timur (SL)-Sejumlah masyarakat mulai memprotes hasil proyek pembangunan jembatan konvensional di Desa Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur.
Pasalnya, jembatan yang belum genap satu tahun pasca serah terima (PHO) itu tampak memprihatinkan dan seperti tidak terawat. Belum lagi, keretakan perkerasan beton di beberapa titik.
Padahal proyek yang dibebankan dari APBD tahun 2022 Provinsi Lampung itu menelan anggaran cukup besar, yakni senilai kurang lebih tiga miliaran. Maka tak heran, menuai keluhan dan protes dari masyarakat.
Salah satu sumber yang namanya minta tak disebutkan meragukan kualitas bangunan jembatan yang masih hitungan bulan usai pengerjaan. Namun dirinya menyayangkan soal kondisi dan kualitas jembatan.
Bahkan, menurutnya, meski jembatan telah dibangun, masih banyak pengguna jalan enggan melintas dan tetap menggunakan jembatan lama yang ada di sebelahnya.
“Jembatan ini kan dikerjakan tahun kemarin, terlihat dari kasat mata saja sudah banyak yang rusak dan bahkan mobil-mobil tidak mau melintas, karena depan jembatan aja sudah rusak jalannya. Dan bapak liat saja itu jalan depan jembatan sudah kaya kubangan,” jelas warga kepada media ini, Senin 29 Mei 2023.
Disambung warga lainnya, Johan, dia juga turut mengeluhkan keberadaan jembatan tersebut. Menurut dia, jembatan dibangun bertujuan untuk mempermudah bukan malah mempersulit pengguna jalan yang melintas.
“Di ujung jembatan itu kan ada lobang, dalem lah. Nah kalo pas hujan itu lobang kan ada airnya, susah lah lewat sana. Udah licin, beceknya itu,” kata Johan.
Dia pun meminta pemerintah terkait untuk meninjau kembali hasil pembangunan jembatan tersebut, agar efektif.
Diketahui, proyek jembatan konvensional Margototo Lampung Timur merupakan kegiatan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (BMBK) Provinsi Lampung yang dialokasikan dari APBD TA 2022, senilai Rp3 miliar.
Proyek ini dikerjakan CV. Dhoni Karya melalui lelang tender dengan alamat kantor di Jalan Turi Raya Gang Kelapa Puan Nomor 28, Tanjung Seneng, Kota Bandar Lampung. (Red)