Surabaya (SL)-Bank Indonesia menggelar Festival Ekonomi Syariah Jawa (FESyar) dengan tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Jawa yang Inklusif”.
FEsyar berlangsung selama 3 hari, yakni mulai tanggal 08-10 September 2022 yang dilakukan secara online dan offline. Acara dibuka di Tunjungan Plaza Surabaya, Jawa Timur. Sabtu, 08 September 2022. Festival bertujuan dalam rangka menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022.
Berdasarkan pantauan wartawan pada pembukaan, festival diawali dengan penampilan seni tari yang mengisahkan kehebatan Wali Songo berjudul “Gema Pusaka Wali Songo” oleh Kharisma Dancer. Seni tari tersebut merupakan refleksi dari perjalanan sejarah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah Islam di Indonesia dengan kisah menakjubkan ketika menyebarkan Islam.
Rangkaian acara dilanjutkan pembacaan ayat suci al Qur’an surah an Nisa ayat 29-31 oleh Qoriah Nasional, Diah Maghfiroh. Ayat ini memiliki bagian menginformasikan tentang perniagaan. Kemudian pembacaan do’a oleh K.H. Ahsanul Haq Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur bidang ukhuwah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan, provinsi se-Jawa tetap bangun sinergitas sekuat dan semaksimal mungkin. “Selektif pada proses yang diadakan masyarakat ekonomi syariah dan penggiat ekonomi karena pertumbuhan ekonomi syariah harus dilakukan secara inklusif,” katanya.
Dia menceritakan, perjalanan Rasulullah selama 28 tahun sebagai pedagang, dimulai dari usia 12-40 tahun. Pada usia 40-63 tahun atau selama 13 tahun sebagai rosul. “Ini adalah referensi yang sangat penting bagi semua pelaku ekonomi dan keuangan syariah,” katanya.
Pada History of The Great Walisongo, Khofifah juga memberikan referensi, Sunan Drajat sebagai pionir perluasan sektor agro sehingga sampai sekarang Jawa Timur memiliki lahan pertanian paling luas.
“Wilayah Lamongan tempat Sunan Drajat membangun pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan produksi padi tertinggi. Sunan Drajat juga merupakan referensi penting terutama go agriculture,” imbuh dia.
Khofifah juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga nasehat pada makam Sunan Drajat, yakni Pertama, berikan tongkat pada orang buta (buta aksara, buta digital, buta akses dan lainnya). “Berilah payung pada orang yang kehujanan, ini perlindungan sosial. Artinya, memberikan payung agar tidak tenggelam pada kedalaman dan keparahan kemiskinan, ini nasehat kedua,” ujarnya.
Ketiga, memberi makan pada yang lapar dan memberikan sandang, ini proses prosperity yang diajarkan Sunan Drajat. “FESyar tidak hanya profit tapi berbagi,” tambah dia.
Khofifah juga mengutip hadits, yaitu saat ayah seorang sahabat meninggal mengucapkan tiga hal. Pertama, yang lama yang lama, semasa hidupnya menuntun orang yang buta menyebrang jalan.
“Artinya, proses mengantarkan orang yang tidak bisa melihat. Banyak orang yang perlu di tuntun, didampingi, dan dikawal. Insklusifitas yang harus di bangun oleh pelaku ekonomi syariah,” kata Khofifah.
Selanjutnya, kedua yang banyak yang banyak, memberi hanya satu roti. Artinya, pelaku ekonomi syariah membuka lapangan kerja baru, memberikan kehidupan serta harapan baru.
Kemudian, yang baru-yang baru, nasehat yang ketiga. Sahabat tersebut memberikan baju dingin yang sudah dipakai. Maksudnya, amalan yang diterima Allah diiringi dengan ikhtiar yang produktif.
Khofifah berharap dengan adanya festival tersebut dapat terbangun sinergi. “Semoga FESyar bisa membangun sinergi ekonomi keuangan syariah untuk penguatan pemulihan ekonomi yang inklusif se-Jawa,” harapnya.
Menurutnya, hal itu memberikan resonansi se-lndonesia karena 80 persen logistik Jawa Timur didistribusikan ke 16 provinsi di lndonesia Timur. “Ini berarti Bank lndonesia ekspansi ke 16 provinsi di luar Sulawesi Selatan,” tutup Khofifah. (Heny HDL)