Tanggamus (SL) – Buah alpukat sudah tidak asing lagi bagi masyarakat indonesia, bahkan hampir semua orang suka akan buah yang satu ini. Selain kaya akan manfaatnya untuk kesehatan buah alpukat dapat meningkatkan perekonomian Masyarakat.
Pekon Way Ilahan ,kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus merupakan salah satu pekon yang tergabung dengan komunitas Rumah Alpukat Nusantara Indonesia (RANI).
” Kami sudah mampu membudidayakan alpukat dari penangkaran bibit hingga pemasarannya melalui komunitas RANI dan sampai sekarang cukup berhasil dalam membantu perekonomian masyarakat kita disini” terang Winarno (motivator RANI setempat).
Dikatakan setelah berhasil menjadi juara tingkat Provinsi Lampung komunitas RANI Wayilahan sepakat memberi nama “Alpukat WayLean”.
“Nama awal adalah Ersadi karena ini merupakan produk lokal dari Pekon Wayilahan kami sepakat memberi nama Alpukat Way Lean sesuai dengan nama pekonnya, hal ini kami kukuhkan setelah menang juara 3 dan harapan 1 pada kontes alpukat tingkat Provinsi Lampung di tahun 2018.” Katanya
“Alpukat WayLean” kini menjadi aset pekon dan primadona pekon Wayilahan, dengan 15 anggota komunitas RANI sebagai pembudidaya bibit mampu menjangkau seluruh kabupaten kota di Lampung dalam pemasaran bibit.
“Alhamdulillah sampai saat ini Alpukat WayLean ini sudah mencapai kurang lebih 15 ribu pohon bibit yang kami distibusikan keseluruh kabupaten/kota di Lampung ini sesuai dengan pesanan dan insyaallah kedepan bertambah lagi”. Imbuhnya.
Dalam upaya membatu meningkatkan perekonomian masyarakat, warga Pekon Wayilahan wajib menanam 2 sampai 5 pohon di halaman rumah.
“Menurut data kami, warga Pekon disini sudah menanam sekitar 3.500 pohon, Baik di halaman rumah maupun di kebun mereka. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengangkat ekonomi kerakyatan, perlu di ketahui hasil panen buah alpukat sifatnya berkala dan kontinyu, maka dalam pemasaran buah alpukat kami baru mampu memenuhi kebutuhan lokal belum bisa memenuhi kebutuhan luar daerah,” pungkasnya.
Di sisi lain Yadi warga setempat mengatakan warga Wayilahan meresa terbantu dengan adanya Alpukat WayLean.
“Bibit Alpukat WayLean di tanam kurang lebih umur 18 bulan maksimal Tiga Tahun sudah mulai belajar berbuah dengan bobot buah bisa mencapai hingga 1,5kg/buah dan perkilo mencapai Rp 30.000 kilogram untuk pasaran lokal, setelah menanam Alpukat WayLean secara tidak langsung sudah membunyai pohon uang karena tidak ada musiman mereka juga mendapatkan penghasilan secara berkala juga dari menjual buahnya,” Terang Yadi.
Komunitas RANI pekon Wayilahan berharap kepada pemerintah daerah inovasi Alpukat WayLean dapat di kembangkan di Tanggamus.
“Alpukat WayLean merupakan salah satu komoditi unggulan dan tidak memerlukan proses panjang hanya butuh buah, petik dan jual, Kami berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah dalam inovasi ini karena dapat membatu meningkatkan perekonomian masyarakat dan kami juga akan berupaya mewujudkan Pekon Wayilahan menjadi salah satu destinasi wisata kebun alpukat hasil karya warganya sendiri,”harap Winarno.
Saat ini komunitas RANI Wayilahan sedang mempersiapkan Program Berbagi 1000 bibit pohon alpukat WayLean kepada pondok pesantren, TPA, TPQ, guru ngaji bahkan untuk tempat-tempat Ibadah.(Wisnu)