Bandar Lammpung (SL)-Warga pengguna jalan Provinsi milik Dinas Bina Marga Bina Kontruksi (BMBK) yang melintasi dua Kabupaten Pesaran-Kota Bandar Lampung, mengeluhkan kondisi Jalan Raya Way Ratay, yang rusak parah. Ditambah lagi proses perbaikan tambal sulam yang amburadul. Jalan ditambal batu tanpa aspal, da melahirkan debu membuat polusi.
Selain justru menimbulkan debu dan bergelombang tambal batu kerikil tidak di aspal. Lubang lubang jalan hanya di tutup dengan laven. “Kami apresiasi perhatian pemerintah provinsi lampung akan infrastruktur terutama jalan. Tapi sayang jalan way ratai ini malah rehabnya asal asalan, jadi amburadul,” kata Zeni, warga yang melintas di jalan itu.
Padahal, kata Zeni, Jalan Way Ratai ini jalan Provinsi Lampung yang menujui pesisir Kabupaten Pesawaran, sentra objek wisata, dan objek vital negara . “Ada zona militer marinir, dan pangkalan angkatan laut. Apalagi ada anggaran perbaikan zona ekonomi wisata Lampung,” katanya.
Selain Zeni, hal yang sama di akui hampir seluruh warga di Jalan Way Ratai. Apalagi sejak sepekan jelang lebarn, kendaraan padat, dan debunya justru luar biasa. “Perbaikan jalan Raya Way Ratai ini belum berumur seminggu sudah kembali rusak akibat perbaikan jalan asal jadi dan hanya menggunakan alat seadanya. Dan warga sepanjang tepi jalan harus makan debu,” kata Ojos, tokoh masyarakat Sukajaya.
Ojos mengaku bingung dengan proses pengerjaan pemeliharaan jalan yang rusak tersebut. Pasalnya jalan yang rusak hanya di gali kemudian di kasih screen, lalu dipadati kembali tanpa adanya aspal. “Apa mungkin memang modelnya begitu, saya nggak paham soal teknis. Tapi rasa rasanya ga begitu. Warga sekitar juga bangak mengadu dengan saya,” katanya.
Diketahui, proyek pengerjaan rehab jalan itu menjadi tanggungjawab pemerintah Provinsi Lampung. Masyarakat sekitar sempat merasa senang karena jalan itu di perbaiki. Tapi melihat hasilnya, justriu berbalik merugikan dan meresahkan masyarakat. “Itu karena pèkerjaan dilakukan dengan asal asalan,” ujarnya (Red)