Tanggamus (SL)-Masa panen padi harusnya di sambut gembira oleh petani sawah di Tanggamus, karena hasil cocok tanamnya yang di tunggu selama empat bulan tinggal menuai hasilnya. Tapi ditengah pandemi Covid-19 justru petani harus menjerit karena harga padi kali ini anjlok, harga padi hanya laku Rp3.500-3600/kg.
Saat ini, petani padi sawah di Kabupaten Tanggamus, khususnya di wilayah Kecamatan Wonosobo, Bandar Negeri Semuong, Semaka dan Kota Agung Barat yang sedang panen sejak awal Idul Fitri hingga sebulan kedepan, dan harga padi anjlok saat ini di banding harga padi musim sebelumnya.
Meski dengan harga murah para petani terpaksa menjual hasil panen padinya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar hutang pupuk, obat-obatan serta biaya perawatan saat tanam. “Saya jual padi di pengepul di hargai tiga ribu lima ratus untuk satu kilonya,” kata Widodo petani sawah di Pekon Kalisari, kepada sinarlampung.co, saat memanen sawahnya, Selasa 2 Juni 2020.
Padahal, katanya, panen sekarang hasilnya juga turun dari panen kemarin, ditambah harganya anjlok, “Ya mau tidak mau kami terpaksa jual hasil panen ini untuk membayar hutang pupuk, obat-obatan dan biaya tanam. Meski sebenarnya sayang sekali di jual harga murah tapi mau bagaimana lagi karena butuh,” keluhnya.
Musim panen padi di wilayah tanggamus kali ini dengan kualitas padi tergolong bagus. Meski dengan hasil panen yang turun di bandingkan musin panen padi sebelumnya. Kini rata-rata dalam 1 Ha nya maksimal 4-5 ton, di bandingkan panen sebelumnya bisa mencapai 5-6 ton dalam 1 Ha dengan harga mencapai Rp4800-5000 per kliogram.
Merosotnya hasil panen dengan di barengi anjloknya harga padi di Tanggamus, tidak sebanding dengan harga beras di tanggamus yang mencapai Rp9.000-10.000 perkilogramnya. “Panen kali ini kwalitas padi sebenarnya relatif sama dengan kemaren. Petani menjerit karena harga anjlok, sebenarnya kami sebagai pengepul juga kasian sama petani,” ujar Suban, salah satu pengepul padi di wilayah Wonosobo, Selasa 2 Juni 2020.
Tapi mau bagaimana lagi, dirinyapun menjual hanya di terima sama di bos di Kota Metro dan Pringsewu dengan harga murah, “Kat Bos, turunnya harga padi di pengaruhi banyaknya diwilayah Lampung yang sedang panen raya,” katanya.
Hingga berita ini dilangsir belum ada keterangan resmi dari Dinas terkait an Pemerintah Kabupaten Tanggamus, terkait keluahan para petani. Saat dikonfirmasi pejabat dan Dinas terkait sedang tidak ditempat. (Hardi)