Bandar Lampung (SL)-Satu target Arinal-Nunik, yang akan menjadikan Bandara Radin Inten II sebagai embarkasi haji penuh pada tahun 2020 bakal kandas. Pasalnya, bandara berstatus internasional itu dinilai belum memenuhi syarat didarati pesawat berbadan lebar.
Dan salah satu syarat yang belum dipenuhi Bandara Raden Intan adalah instrumen landing system ( Tak Layak). “Kami juga belum lama dapat informasi ini. Masalah ILS ini bukan kewenangan Bandara, tapi Airnav,” kata Eksekutif GM Angkasa Pura II Cabang Bandara Radin Inten II, Asep Kosasih Samapta, kepada wartawan, Senin (9/3/2020).
Dengan demikian, untuk tahun ini, jemaah haji asal Lampung tetap akan terbang ke Tanah Suci melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, karena Bandara Radin Inten II masih berstatus embarkasi antara. Menurut data Kementerian Agama RI jumlah jamaah calon haji asal Lampng yang akan diterbangkan ke Tanah Suci sebanyak 7.445 jamaah dengan penerbangan sebanyak 22 kloter.
Semula, menurut Asep, masalah yang masih mengganjal adalah air strip Bandara Radin Inten II yang dinilai terlalu riskan didarati pesawat berbadan lebar. Air strip merupakan jarak ideal antara sayap pesawat dan pagar landasan pacu. Namun masalah ini, kata Asep, rampung di 2019 lalu. “Sekarang Bandara bisa didarati pesawat berbadan lebar,” kata Asep.
Menurut Asep, syarat menjadi bandara embarkasi haji memang banyak. Namun tidak semua menjadi kewenangan Angkasa Pura II. Asep juga mengaku belum tahu persis masalah apa lagi kekurangan untuk menjadi embarkasi penuh. “Kekurangannya berubah-ubah terus,” kata Asep.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memastikan Bandara Internasional Radin Inten II Lampung Selatan menjadi embarkasi haji penuh pada tahun 2020. Selama ini, bandara tersebut berfungsi sebagai bandara embarkasi haji antara.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung Bambang Sumbogo mengatakan, persiapan perwujudan Bandara Radin Inten II menjadi embarkasi haji terus dikebut agar dapat terealisasi pada tahun ini. Persyaratan demi persyaratan terus dilengkapi, agar segera terwujud pemberangkatan jamaah calon haji langsung dari Lampung ke Tanah Suci Makkah dan Madinah.
“Persiapan dan persyaratan terus dilakukan. Saat ini Pemprov Lampung masih menunggu proses perizinan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan juga meminta Kemenhub melakukan mediasi dengan Badan Otoritas Penerbangan sipil Arab Saudi,” kata dia, di sela-sela rapat pembahasan bandara embarkasi haji penuh tahun 2020 di Pemprov Lampung, Kamis 9 Januari 2020 lalu.
Sedangkan secara fisik, ia menjelaskan, kondisi Bandara Radin Inten II Branti telah siap melakukan penerbangan ke luar negeri. Landasan pacu pesawat berbadan besar sudah direkonstruksi. Landasan pacu bandara telah dilengkapi dengan Instrument Landing System (ILS). Dishub sudah mengajukan ILS sejak tahun 2013 dan mendapatkan persetujuan tahun 2017. Sedangkan packing stand telah dipenuhi.
Keberadaan pesawat yang akan mengangkut jamaah calon haji. Jamaah akan menggunakan pesawat jenis Airbus A330 dengan kapasitas 360 penumpang. Jamaah calon haji asal Lampung yang berangkat menunaikan rukun Islam kelima tersebut selalu bertambah. Berdasarkan kuota yang diperoleh Provinsi Lampung jumlah jamaah calon haji yang akan diterbangkan ke Tanah Suci sebanyak 7.445 jamaah dengan penerbangan sebanyak 22 kloter.
Pada akhir tahun lalu, jamaah umrah asal Lampung telah melakukan penerbangan perdana dari Bandara Radin Inten II Branti Lampung menuju Jeddah. Penerbangan perdana langsung tanpa transit di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng tersebut berlangsung lancar dan sukses.
Sebelumnya, pada pemberangkatan jamaah calon haji status Bandara Radin Inten II masih embarkasi haji antara sejak tahun 2004. Artinya, jamaah diberangkatkan dari Bandara Radin Inten II menuju Bandara Soekarno-Hatta, dan menunggu keberangkatan penerbangan ke Jeddah atau Madinah. (Red)