Bandar Lampung (SL)-Ratusan warga Kelurahan Tanjung Raya, Kedamaian yang didominasi emak-emak menyambut kedatangan Wakil Walikota Bandarlampung M. Yusuf Kohar dan Ibu Min Yuanah di rumah tokoh masyarakat setempat, Masyuri, Minggu (8/12) sore.
Yusuf Kohar datang menggunakan baju koko berwarna putih, bersama rombongan kecilnya. Ia disalami seratusan emak-emak yang menunggunya di halaman depan rumah tuan rumah. Emak-emak pun mendoakan Yusuf Kohar dilindungi Allah SWT dan dimudahkan dalam ikhtiarnya mencalonkan diri sebagai walikota Bandarlampung.
Dihadapan warga, Yusuf Kohar membeberkan visi misinnya. Ia juga mengungkapkan sejumlah pengalamannya dan persoalan kota yang menurutnya masih banyak yang perlu dibenahi, khususnya masalah kebersihan dan keindahan kota.
“Kota ini kotor, label kota terkotor nomor tiga di Indonesia ini diberikan Kementerian Lingkungan Hidup. Ini memalukan, kita malu, karena ini sebenarnya bisa kita perbaiki, kalau mau. Saya heran kok SOKLI yang dulu berjalan baik, disetop. Itu kan baik,” tegas Yusuf yang langsung direspon emak-emak dengan bertepuk tangan.
Tepuk tangan warga semakin ramai saat Yusuf Kohar menyatakan akan mengevaluasi kinerja aparatur camat, lurah dan Ketua RT, jika kelak terpilih menjadi walikota.
“Ibu-ibu catet ya, nanti kalau saya terpilih jadi walikota, pertama kali yang saya evaluasi adalah camat, lurah dan RT. Yang kerjanya enggak benar, kita ganti, yang enggak melayani masyarakat dan tidak menguasai persoalan wilayahnya, geser dulu,” tegas Yusuf.
Yusuf mengaku prihatin dengan kinerja camat dan lurah yang tidak kuat menghadapi tekanan hingga ikut larut dalam politik dukung mendukung. Seharusnya, jelas dia, para aparatur daerah profesional saja melaksanakan tugas pokoknya, melayani kepentingan masyarakat.
Sedikitnya, ada tiga persoalan pokok yang diminta warga Tanjungraya, antara lain soal sertifikat Prona yang sudah tujuh bulan tak beres juga. Padahal warga sudah membayar Rp600 ribu.
“Sudah capek Pak, kami dijanjian mulu, bulan depan bulan depan aja kata pak RT,” cetus Ibu Aspiah.
Mendapat laporan itu, Yusuf Kohar, tampak kaget. “Wah, sampai segitu, mahal sekali. Seharusnya maksimal Rp200 ribu. Saya akan cek masalah ini,” tegas Yusuf.
Di akhir pertemuan, warga ramai-ramai meneriakkan yel-yel: YK YK YK …Bersih Bersih. Dan saat pulang, emak-emak pun mendapat buah tangan.
“Tolong terima buah tangan ini. Ini dari saya pribadi sebagai tanda cinta kasih,” ujar Yusuf sambil menyalami warga satu per satu bersama istri tercintanya. (iwa)