Lampung Timur (SL)-Ternak ratusan babi dekat permukiman warga Desa Selorejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, meresahkan warga. Selain tak mengantongi izin dari Pemerintah, warga mulai resah dengan aroma tak sedap kotoran babi, Selasa (24/07/2019).
Informasi itu diketahui setelah salah satu masyarakat menceritakan terkait keberadaan hewan peliharaan yang sudah semakin resah akibat aroma yang tidak sedap di rasakan oleh masyarakat. “Sudah lama itu sudah puluhan tahun, cuma ganti-ganti orang, katanya si punya orang cina, dan sampai saat ini belum mengantongi izin dari Pemerintah,” ujar masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya.
Mendengar informasi itu, beberapa wartawan melakukan penelusuran kelokasi dan menemui penjaga kandang tersebut. Diduga bukan hanya saol kandang yang belum mengantongi izin, lahan yang sudah berdiri bangunan kandang babi permanen itu pun belum ada suratnya, dan diduga belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan.
Pemilik kandang ternak Babi itu, Tiwul mengatakan bahwa usahaa ternak Babi itu memang menggunakan namanya, dan ijin ijin sudah lengkap. “Usaha ini atas nama saya, kalau surat izin dari desa lingkungan memang sudah komplit, bahkan foto copy KTP semua sudah ada,” kaata Tiwul, yang mengaku jika kandang babi itu miliknya.
Tiwul menjelaskan, bahwa izin operasional masih dalam proses, karena posisi pembangunan ini kan belum beres, terus bikin akte tanah ini juga belum beres jadi belum ketahuan panjang lebarnya lahan. Menurut Tiwul, Kandang miliknya itu baru beroprasi selama tiga bulan.
“Kalau operasi mungkin kurang lebih sudah tiga bulan, karena baru pembibitan dari awal, izin kedinas juga belum nantinya proses ke Kecamatan aja dulu, kita ini belum tau proses izinnya, kita ini juga masih belajar untuk usaha,” tambahnya.
Jenis Pembibitan Babi itu sendiri adalah jenis Babi Lindriswulan yang berasal dari luar Provinsi Lampung, saat ini dalam kandang itu sendiri sudah mencapai kurang lebih 120 Ekor., “Jenis babi ternak Lindriswulan, pembibitannya dari sebrang, pertama masuk 45 ekor terus yang kedua kemaren iti 65 an ekorlah, kalau sekarang ada 120an ekorlah, calon induk itu karena baru awal,” katanya. (Wahyudi).