Sulawesi Selatan (SL)-Sulawesi Selatan (Sulsel) dilanda banjir, longsor dan puting beliung. Sekitar 30 orang ditemukan meninggal dunia, 25 hilang, 47 luka-luka, dan 5.825 orang terdampak, dan 3.321 pengungsi. Evakuasi, pencarian, penyelamatan korban dan penanganan pengungsi serta masyarakat yang terdampak banjir terus diintensifkan.
“Di beberapa tempat banjir mulai surut. Debit aliran dari Waduk Bili-Bili juga makin berkurang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (24/1).
Hingga H+2 pukul 14.00 WIB hari ini, berdasarkan pendataan dampak bencana yang dilakukan oleh Pusdalops BPBD Sulsel, tercatat 78 desa terdampak bencana di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap dan Bantaeng. “Sebanyak 30 orang meninggal dunia, 25 orang hilang, 47 orang luka-luka, 5.825 orang terdampak, dan 3.321 orang mengungsi,” kata Sutopo.
Dan sebanyak 76 unit rumah rusak (32 unit hanyut, 25 rusak berat, 2 rusak sedang, 12 rusak ringan, dan 5 tertimbun) dan 2.694 unit rumah terendam. 11.433 hektare sawah terendam banjir, 9 jembatan rusak, 2 pasar rusak, 6 unit fasilitas peribadatan rusak dan 13 unit sekolah rusak. “Data ini sementara dan kemungkinan berubah karena pendataan masih dilakukan oleh BPBD dan unsur lainnya,” sebut Sutopo.
Curah hujan ekstrem yang melanda Sulsel pada Selasa (22/1) telah menyebabkan peningkatan debit sungai dan Waduk Bili-Bili sehingga banjir. Longsor terjadi di daerah-daerah perbukitan. Dalam dua hari terakhir hujan berkurang. Hal ini juga menyebabkan debit keluaran Waduk Bili-Bili menurun.
Pada pukul 14.20 WIB tadi, status tinggi muka air Waduk Bili-Bili 99.43 meter. Volume waduk sekitar 258.28 juta meter kubik dan inflow sekitar 144.99 meter kubik per detik serta outflow sekitar 145.00 meter kubik per detik. Status di bawah normal. “Artinya aman dengan tinggi bukaan pintu air menjadi 1 meter,” terang Sutopo.
Penanganan darurat masih terus dilakukan. Tim gabungan dari BPBD BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, SKPD, PMI, relawan, NGO dan masyarakat melakukan penanganan darurat. BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. (red)