Banten (SL) -Korban meninggal akibat bencana tsunami Selat Sunda di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, dijadikan ajang bisnis oleh oknum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. Pasalnya tiga dari keluarga korban meninggal yang dilarikan ke RSUD Serang diminta untuk membayar sejumlah biaya oleh oknum di rumah sakit pemerintah itu.
Pihak keluarga korban disodorkan kwitansi yang dikeluarkan bagian Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Serang untuk melakukan pembayaran dengan rincian biaya pemulasaraan jenazah, formalin dan mobil jenazah.
Badiamin Sinaga perwakilan keluarga dari tiga korban tsunami yang meninggal bermarga Sinaga menyampaikan, dirinya merasa kecewa dan bingung karena ada penarikan biaya yang disodorkan salah satu oknum rumah sakit kepada keluarga. Padahal sudah jelas ketiga korban meninggal tersebut adalah korban dari musibah bencana tsunami.
“Waktu itu keluarga kebingungan dengan adanya biaya yang harus dibayar pihak keluarga yang diminta oleh salah satu oknum di RSUD Serang, karena kebingungan serta bercampur dengan rasa panik agar urusan cepat selesai pihak keluarga langsung melunasi biaya ketiga korban yang sudah tertulis pada kwitansi. Ironisnya dalam hati kecil bertanya peruntukannya untuk apa penarikan biaya yang ada, apakah tidak ada bentuk bantuan terhadap korban bencana, sedangkan kelurga pun membutuhkan biaya untuk proses pemakaman,” katanya.
Lanjut Badiamin, ketiga korban meninggal ditarik biaya berbeda-beda, korban atas nama Ruspita Boru Simbolon, Rp3.900.000 untuk biaya pemulasaraan jenazah, formalin dan mobil jenazah. Bayi Satria Sinaga, Rp800.000 untuk biaya pemulasaraan jenazah, formalin serta korban atas nama Santi Boru Sinaga, Rp1.300.000 untuk biaya pemulasaraan jenazah dan formalin. Ketiga pembayaran tersebut dilakukan oleh Leo Manullang, keluarga korban.
“Dalam hal ini perlu dilakukan penelusan secara bersama-sama apakah ada permainan terkait biaya penangan jenazah korban bencana tsunami atau memang ada oknum di RSUD Serang yang sengaja mencari keuntungan dari korban bencana tsunami tersebut. Bila memang ternyata ada oknum yang dengan sengaja menarik biaya diluar sepengetahuan managemen rumah sakit, kami meminta kepada Ibu Bupati Serang untuk menindak tegas oknum tersebut,” ucapnya.
Sementara Hj Encup Suplikah SKM MKes, Wadir Umum dan Keuangan RSUD Serang saat dikonfirmasi wartawan media ini melaui pesan singkat whatsapp mengatakan, dirinya belum mengetahui akan adanya hal tersebut, dirinya pun berbalik bertanya kepada wartawan siapa oknum yang sudah melakukan hal tersebut. “Siapa oknumnya, ada bukti pembayarannya, coba foto namanya. Sebentar ya, saya pagi ini sedang memakamkan paman saya yang meninggal,” katanya Rabu (26/12/2018).
Tak puas sampai disitu, awak media kembali mencoba menelusuri masalah tersebut sampai Kasubag Program RSUD Serang. Agus, Kasubag Program mengatakan sudah mendapatkan info akan hal itu, dirinya mengaku saat ini sedang mendiskusikannya. Terimakasih atas infonya, informasi selanjutnya akan disampikan oleh Pak Wadir Pelayanan. “Nanti Pak Wadir yang akan menyampaikan, hasil rapat kami pagi ini seperti itu, karena ada beberapa keluhan yang sama masuk ke kami, hal ini akan segera kami tindaklanjuti,” pungkas Agus. (tribunpos)