Mesuji (SL) – Era perdagangan bebas mulai berdampak pada industri tapioka Lampung. Sejak sepekan terakhir sejumlah pabrik tapioka di Lampung menghentikan produksi akibat tak bisa mengimbangi harga tapioka impor.
Di sisi lain, pabrik juga tak mampu mengimbangi kenaikan harga singkong. Berdasarkan pantauan di sejumlah lapak singkong di Mesuji, Senin (19/11/2018), harga singkong dari petani ke lapak Rp1.200 per kilogram dan lapak ke perusahaan Rp1.240 per kilogram.
“Pabrik kami di Mesuji dan Lampung Tengah saat ini tutup. Tidak tahu sampai kapan, harga singkong melonjak tinggi harga tapioka tidak bisa mengimbangi, sehingga daya beli turun. Mungkin faktor kebijakan ekonomi. Menurut info yang saya dapat pengusaha juga banyak yang mengalami kesulitan,” kata Manager HRD dan Legal PT Lambang Jaya, Tigor Silitonga, di Bandar Lampung, Senin (19/11/2018).
Pantauan di lapangan, sejak 8 November PT Lambang Jaya tidak beroperasi. Kondisi ini membuat karyawan bingung dan resah. “Kami tidak tau apa masalahnya kenapa perusahaan ini belum beroperasi. Sejak 9 November sampai sekarang, nasib kami masih gantung. Tapi kami berharap agar secepatnya beroperasi, bila PT ini tutup nasib kami bagaimana,” kata seorang karyawan.
Kepala Bagian Personalia PT Lambang, Wayan Aries, membenarkan memberhentian operasi di Perusahaan. “Ini karena perusaahan tapioka kami tidak dapat bersaing terhadap kompetitor,” kata Wayan Aries.
Mengenai nasib karyawan, Wayan menjelaskan sebagian karyawan ada yang masih beraktifitas, dan sebagian dirumahkan. “Kami berupaya akan secepatnya beroperasi seperti biasa. Kami berharap kepada karyawan agar bersabar,” kata Wayan. (Lampungpro)