Oleh: Ilwadi Perkasa
SEJAK kebohongannya diakui sendiri, sejak itu pula Ratna Sarumpaet menjadi makhluk paling terkutuk di negeri ini. Semuanya orang benci dia, tak ada yang membela, bahkan para sahabat pun berniat mempolisikannya.
Ratna memang pembohong besar. Itu ia akui sendiri, dan kebohongan yang paling hebat adalah kebohongan korban penganiayaan. Perkara yang sebetulnya sepele mendadak menjadi ‘gempa’ besar, karena terjadi persis saat tensi persaingan pilpres tengah panas.
Banyak hal menarik dari kasus Bohong Ratna ini. Salah satunya, Ratna mengambinghitamkan setan yang telah memengaruhinya. Padahal, jika melihat rekam jejak dari renteten hoaks yang pernah diproduksinya, maka jangan-jangan dia sendiri setannya. Setan penyebar hoaks berwujud manusia.
Pada 3 Mei 2018, Ratna pernah menyebar kabar bahwa PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dijual oleh Presiden Jokowi kepada pemerintah Tiongkok. Kabar itu langsung disanggah PTDI melalui akun Twitter resminya. Perusahaan itu menyebut hoaks yang dilayangkan Ratna adalah “mainan” lama yang berupaya digulirkan kembali.
Setelah disanggah, Ratna minta maaf.
Lalu, pada September 2018, Ratna juga menyebar cerita soal dana Rp23 triliun dari Union Bank of Switzerland (UBS) yang ditransfer ke BNI, Mandiri, BCA untuk donasi pembangunan Papua. Dana tersebut diklaim Ratna, disembunyikan pemerintahan Jokowi. Ratna mengaku mendapatkan data-data Bank Dunia yang isinya mengonfimasi terjadinya transfer tersebut.
Namun Bank Dunia membantah dan menyebut tudingan Ratna keliru. Sebab Bank Dunia tak seperti bank umumnya yang menangani transaksi nasabah perorangan. Bank Dunia merupakan institusi yang mendukung penanggulangan kemiskinan dan pembangunan negara berkembang.
Lalu, masih pada September 2018, melalui akun Twitternya, Ratna menulis bahwa telah resmi beredar uang kertas pecahan Rp200 ribu. Dia kemudian menyertakan tulisan yang menyerang Jokowi. “Masih mau 2 periode? Pakai akal pikiranmu,”
Cuitan ini lagi-lagi bohong. Bank Indonesia (BI) langsung membantah dan faktanya memang tak pernah BI menerbitkan uang kertas pecahan Rp200 ribu tersebut.
Terakhir, soal pengakuannya sebagai korban pengiayaan hingga menyebabkan mukanya lebam. Ini adalah hoaks terhebatnya. Ia sukses menipu banyak orang, termasuk capres Prabowo Subianto dan para tim sukses yang terlanjur percaya.
Lagi-lagi Ratna minta maaf. Dia menyalahkan setan yang sudah memengaruhinya.
Hal menarik lainnya adalah soal pengakuannya bahwa muka lebam itu akibat sedot lemak yang dilakukannya.
Banyak nitizen yang mempertanyakan apa yang mendorong perempuan tua berusia 70 tahun itu melakukan sedot lemak itu. Bukankah itu perbuatan yang ‘enggak penting banget’ bagi seorang manusia ‘nini-nini’?
Setan mana pula yang mendorongnya melakukan sedot lemak itu!
*Penulis adalah dewan redaksi sinarlampung.com