Palu (SL) – Pasca gempa dan gelombang tsunami menggantam Palu dan Donggala, pemerintah dan relawan langsung bergerak cepat untuk menangani korban, baik mengirim tim medis ataupun bahan pokok makanan dan minuman. Tapi hingga hari ke lima pasca gempa, bantuan yang tiba begitu banyak ternyata tak terbagi merata bahkan hingga saat ini banyak yang belum mendapatkan bantuan.
Hal ini pun disesalkan oleh Ketua KNPI Sulawesi Tengah, banyaknya bantuan tanggap darurat untuk korban gempa & tsunami di Palu, Sigi, Donggala namun tidak terdistribusi secara baik, sehingga banyak pengungsi yan tidak kebagian bantuan.
“Saya melihat cara pembagian bantuan yang kurang tepat, masa bantuan di turunkan secara gelondongan di posko-posko pengungsi, misalnya beras, di turunkan/karung, mie instan diturunkan berkardus-kardus bukannya di bagi-bagi dulu atau dibuat dalam bentuk paket, contohnya 1 kantong kresek isinya beras 3 liter, mie instan 5 bungkus, telur 5 buti per orang sehingga efektif, kalau gelondongan begini mau berapa pun gak akan ada cukup-cukup nya”, ujar Mohammad Nurul Haq saat dihubungi via telpon Rabu 03/10.
Bahkan bukan cuma itu, pemuda Sulteng ini juga menyesalkan karena banyaknya pengungsi yang belum didata dan tersentu bantuan. “Kemudian masih banyak pengungsi yang tidak terdata dan tersentuh bantuan darurat karena mereka mengungsi di area rumah mereka masing-masing, ini mustinya ada yang bertugas khusus menyisir tempat-tempat itu”, ucap Moh. Nurul.
Nurul Haq juga menjelaskan adanya beberapa titik yang saat ini masih darurat, tidak memiliki apa-apa pasca gempa dan tsunami. “Misalnya area jalan Garuda, area Tinggede yang dekat dengan Palu, Tondo sebahagian besar, Mamboro, bantuan-bantuan hanya terpusat pada posko-posko besar seperti lapangan Walikota, Dinas Sosial, Bandar Udara, halaman-halaman kantor sepanjang Jl.M.Yamin, Donggala Kodi, & Balaroa, yang jumlahnya lebih sedikit ketimbang pengungsi-pengungsi yang di luar itu yang terpisah”, tandasnya.
Lanjutnya, jika mau disatukan tidak mungkin nampung, mustinya di buka posko-posko relawan di setiap area-area yang terkena gempa, kemudian relawan di tempatkan secara proporsional supaya bantuan-bantuan itu terdistribusi secara baik.
“Jadi mohon relawan yang bukan relawan teknis seperti tenaga medis, dan tenaga teknis lain kiranya sehari-hari ini dapat membantu untuk mengatur distribusi bantuan tanggap darurat ini, intinya bantuan makanan dan minuman-minuman itu dibagi perpaket-paket baru di distribusi, kalau mau bilang kekurangan tenaga, banya organisasi atau ormas mau dan bisa di berdayakan, semua orang mau membantu kok jadi gak usah khawatir kurang tenaga”, tutupnya.
Sementara Itu KNPI Sulawesi Tengah diketahui juga telah melakukan pendistribusian bantuan tanggap darurat dari KNPI Mamuju yang dikemas dalam bentuk paket makanan. (red)