Jakarta (SL)-Capres sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berencana menemui Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Prabowo hendak membicarakan dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
“Saya bersama tokoh-tokoh dari badan pemenangan kita dari Koalisi Indonesia Adil Makmur, kami berencana dalam waktu dekat untuk minta waktu menghadap Kapolri dan pejabat-pejabat lain untuk membicarakan masalah ini (penganiayaan Ratna Sarumpaet),” kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Selain kasus penganiayaan Ratna, Prabowo ingin membicarakan kasus-kasus persekusi yang terjadi belakangan waktu. Misalnya, kasus persekusi terhadap aktivis gerakan tagar 2019 ganti presiden sekaligus Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Neno Warisman.
Prabowo mengatakan saat ini Ratna memasrahkan kasus penganiayaan yang terjadi di Jawa Barat itu kepada dirinya dan tim. Dia menyebut Ratna saat ini dalam kondisi ketakutan karena diancam pelaku penganiayaan.
“Walaupun beliau dan keluarganya merasa, terus terang saja, ketakutan karena memang diancam terus-menerus, bahkan sudah beberapa hari di rumah sakit dan lain sebagainya, tidak mau laporan karena hal itu. Tapi karena sudah menyebar, viral, akhirnya saya sampaikan bahwa hal ini tidak bisa ditutup-tutupi, harus diungkap ke publik. Akhirnya beliau pasrah,” tutur Prabowo.
Amin Rais Ingin Bicara Hati ke Hati Dengan Kapolri
Ketua Dewan Kehormatan PAN sekaligus Dewan Pembina BPN Prabowo-Sandi, Amien Rais, berharap pertemuan dengan Kapolri bisa dilakukan satu-dua hari ke depan. Dia ingin pembicaraan dilakukan dari hati ke hati.
“Kita berbicara sebagai satu keluarga besar, mengapa dalam bulan ini terjadi penganiayaan, terjadi pelanggaran HAM yang sangat sangat mendasar. Jadi ini dari hati ke hati, mudah-mudahan, karena Kapolri bertanggung jawab secara nasional,” kata Amien.
Amien mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Kapolri itu, pihaknya akan memberikan input terkait dugaan tindak kekerasan yang dialami Ratna. Dia berharap, dengan masukan tersebut, Polri akan semakin teguh menegakkan hukum dan keadilan.
Apalagi, kata Amien, kasus ini bukan yang pertama kalinya. Dia pun menyebut ada kasus penganiayaan serupa yang terjadi seperti kasus ulama yang dibunuh dan dianiaya orang gila, dan Neno Warisman yang dipersekusi. “Dan bisa seharusnya memang menangkap para pelaku keonaran, keguncangan sosial, yang makin membuat negeri kita ini semakin tidak menentu,” ujarnya.
Amien juga menyebut tidak ada alasan bagi Kapolri untuk menolak permintaan berdialog dari Prabowo dan tim pemenangannya. Sebab, sekarang ini adalah zaman transparansi.
“Kita tidak bodoh-bodoh amatlah, ya. Jadi insyaallah, asal ada kesediaan, kita akan pecahkan masalah itu dengan sebaik-baiknya. Apalagi tahun ini sampai April menjadi semakin sensitif karena itu kita rasakan atmosfer udara politik ini semakin bersih, dan yang menimpa Ibu Sarumpaet ini adalah terakhir dan karena itu dengan niat baik kami mudah-mudahan satu-dua hari ini Pak Kapolri bisa kita temui,” pungkas Amien Rais.
Tidak Ada Manifes Karena Belum Cek In
Manajemen Bandara Husein Sastranegara, Bandung, memastikan nama Ratna Sarumpaet tidak ada di manifes penerbangan. Menjawab itu, Capres sekaligus Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto Prabowo mengatakan itu tak ada di manifes karena Ratna belum check in di bandara. “Jelas manifes nggak ada karena dia tidak bisa datang check in, kok,” kata Prabowo saat jumpa pers di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Ratna Sarumpaet Bukan Kerumah Sakit, Tapi Klinik
Polda Jawa Barat memastikan tidak ada nama Ratna Sarumpaet pada delapan rumah sakit di Cimahi. Capres sekaligus Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan Ratna mengaku pergi ke klinik. “Kliniknya yang mana, nanti kita cek,” kata Prabowo saat jumpa pers di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Hal yang sama juga disampaikan Waketum Gerindra Fadli Zon. Fadli mengungkapkan Ratna memang mengaku ditangani di sebuah klinik setelah mengalami penganiayaan oleh tiga orang tak dikenal di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung. “Yang saya denger sih di klinik, nggak pernah ngomong di RS,” ujar Fadli.
Kendati demikian, Fadli mengaku tak tahu pasti klinik mana yang dituju aktivis oposisi pemerintah itu setelah dianiaya. “Dia kan mungkin dalam keadaan seperti itu belum tentu tahu berada di mana,” kata Fadli.
Cek CCTV Bandara
Fadli pun mempersilakan pihak kepolisian menyelidiki CCTV dari setiap klinik yang ada di Cimahi untuk mengusut tuntas peristiwa penganiayaan itu. Tujuannya agar jelas fakta kejadian nahas yang menimpa Ratna. “Ya sekarang lakukan saja penyelidikan, cari CCTV dan lain sebagainya,” ujar Fadli. (dtk/nt)