Tanggamus (SL) – Warga Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, sesalkan sikap arogan Kepala Pekon, Nasirwan, kepada warganya. Masyarakat minta Badan Permusyawaratan Desa, dan Bupati Tanggamus, untuk melakukan evaluasi terhadap kepala Pekon tersebut. Agar pembangunan dan suasana pekon menjadi lebih baik dan mendapat respon positif masyarakat.
Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Tanggamus, Amroni, menyatakan aksi bergaya “preman” kepala Pekon Nasirwan, kepada warganya, itu adalah tidak terpuji. Apalagi dilakukan dimuka umum. “Kami selaku Lembaga swadaya masyarakat GMBI distrik Tanggamus, sangat menyayangkan sikap arogansi seorang oknum Kepala Pekon. yang dilakukan dimuka umum,” kata Amsori.
Menurut Amroni, Bupati harus melakukan evaluasi atas sikap Kepala Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus terhadap warganya sendiri. Pasalnya dia dipilih oleh warga, untuk menjadi wakil membangun desanya dan memajukan Pekon, ” Jadi bukan mau mentang mentang,” katanya.
Warga lainnya juga prihatin mendengar kabar aksi Kepala Pekon mereka. “Dana desa itu juga harus transparan. Bukan milik pribadi, itu uang negara. Jika terbuka, dan masyarakat dilibatkan untuk menentutkan pembangunan yang tepat sasaran.” kata warga.
Sebelumnya, lantaran tidak terima dengan pemberitaan tentang pekerjaannya (DD) pada tahun 2017 lalu oleh media online, Nasirwan, Kepala Pekon Penanggungan Kecamatan Kota Agung , Tanggamus “mengamuk” dilokasi hajatan kepada salah satu warganya yang berinisial (MR) 45 tahun.
Nasirwan melontarkan kata-kata yang tidak pantas di ucapkan oleh seorang pemimpin kepada warganya, prilakunya seperti orang yang tidak berpendidikan, bahkan dia menantang warga tersebut berduel untuk berkelahi.
MR kepada wartawan melalui telpon seluler Rabu 05/09/2018 menyatakan dia pada malam Rabu sedang duduk bersama teman-teman di dalam tarup salah satu warga yang akan melaksanakan hajatan. Tiba-tiba Nasirwan datang dari arah Kota Agung dengan membawa motor sambil ngebut.
“Saya sedang duduk di traub, lalu dia berhenti dan menghampiri saya. dan berkata “apa maksud kamu memberitakan pekerjaan saya di media online apakah kamu sudah jago dan apakah kulit kamu sudah tebal? saya tidak takut sama kamu, kalau memang kamu berani tunggu saya di mana kita duel,” kata MR, menirukan kata-kata Nasirwan tersebut, “Dan saya hanya terdiam,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Pembangunan fisik proyek Pekon menggunakan dana desa di Pekon Penanggungan, Kecamatan Kota Agung, Tanggamus, diduga dikerjakan asal jadi, dengan kualitas buruk. Pasalnya anggaran yang digunakan untuk membangun jalan rabat beton sepanjang 50 meter di Pekon tersebut, yang baru beberapa bulan sudah rusak. Kondisi jalan retak retak akibat pengerjaannya tidak sesuai juklas juknis atau RAB.
Sumber yang minta namanya disembunyikan menyebutkan bahwa pada akhir tahun 2017 lalu, Pekon Penangungan merialisasikan pembangunan jalan Rabat Beton dengan lebar 3 M dan panjang 50 M yang bersumber dari Angaran Dana Desa (DD). “Tapi pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan juknisnya,” kata dia, yang tidak mau di sebutkan identitasnya, dikediamannya, kepada wartawan, Selasa (04/09).
Menurut dia, dirinyapun sangat menyayangkan karna dalam pengerjaanya terkesan asal jadi, dengan tidak mengikuti Rancangan angaran belanja (RAB). “Dalam RAB seharusnya hanya mengunakan Batu spelit, pasir dan semen. Tapi prakteknya mengunakan batu krokos bulat di dasarnya. Sebelum di cor mengunakan adukan semen, pasir dan krokos di lakukan penimbunan yang memakai batu krokos bulat. Sehingga kelihatan tebalnya,” katanya.
Karna dari cara pengerjaan dan bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar RAB, katanya, sudah bisa di pastikan kualitasnya jelek, “Terbukti sekarang sudah mulai retak-retak, apa lagi kalau nantinya kenderaan berat yang melintas,, lhaa gak di injak kederaan berat saja sudah seperti itu,” katanya, dan mamsatikan bahwa pada pengerjaanya waktu itu. tidak memasang papan nama Proyek.
Saat coba dikomfirmasi Kepada Pekon Penangungan Nasirwan, di kantor Pekon sekira jam 14 : 00 wib, kantor Pekon sudah tutup. Kondisi kantor Pekon terkesan tak terawat. Tulisan plang kantor pekon yang terpasang di depan kantor nyaris tidak ada lagi tulisan yang bisa terbaca.
Dihubungi di kediamannya, kepala pekon sedang tidur dan tidak bisa di ganggu. “Tidurnya baru, jadi belum bisa di bangunkan. Suami saya kalau lagi tidur memang susah untuk di bangunkan,” kata istri kepala Pekon. (tim/Jun)