Lampung Timur (SL)-Warga Putra Aji II, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur, sesalkan makraknya proyek sumur bor di dusun mereka. Sementara mereka sangat membutuhkan air bersih, untuk masak dan minum, yang selama ini tergantung kepada tadah hujan. Sementara sumur mereka kering.
“Saya sebagai warga sangat menyesalkan proyek yang tidak selesai. Kami disini sangat membutuhkan air. Warga banyak yang kekurangn air, apalagi pada musim kemarau,” kata Mike Aldila, warga Putra Aji II.
Menurut Mike Aldila, untuk minum pun warga Putra Aji II yang tinggal di ketinggian itu harus mengambil air yang sangat jauh dari sungai. “Bahkan waktu saya masih kecil dulu sangat sedih untuk mandi saja sangat jauh ke sungai. Perjalanan harus melewati kebun. Kalau hujan kami menampung air hujan,” katanya.
Selain untuk mandi dan untuk masak, air tidak bisa digunakan untuk menyiram tanaman agar subur. “Karena mau buat kebun subur tidak punya biaya, jadi kalo ada subur bor, sebenarnya sangat sangat membantu untuk seluruh warga kami. Apa penyebab proyek jadi mangkrak tidak selesai,” katanya.
Warga lainnya Ayik, menyebutkan, bahkan proyek itu makrak, lalu karena sempat diberitakan, kemudian datang petugas dari Dinas PU Lampung Timur. Yang kemudian sempat dikerjakan kembali, namun hanya beberapa hari saja. “Ada yang kerja lagi, tapi sebentar kemudian ditinggal begitu saja. Kata tukang yang kerja mereka tidak dibayar,” kata Ayik.
Proyek sumur bor itupun dibuat asal jadi dan terbengkalai, kini proyek sumur bor di Lampung Timur, tepatnya di wilayah Desa Putra Aji II, yang dibangun tiga titik sumur bor. Namun dikerjakan tidak asal jadi, dan ditinggalkan tanpa ada air. Padahal kini warga desa itu mengalami kekeringan, dan kesulitan air.
“Di Desa kami, Putra Aji dapat proyek tiga titik sumur bor, ada di dusun satu, dan dua dan dusun III. Tapi semua tidak ada air. Karena kedalaman bor hanya 35 sampai 40 meter. Padahal anggaran untuk satu titik harus 60 meter sesuai RAB,” kata Alam, warga Pakuan Aji.
Tapi, faktanya, proyek itu di hentikan begitu saja, dan menjadi mubajir. “Mubajirlah, masyarakat tidak menikmati air. Padahal desa ini sangat membutuhkan air. Apalagi musik saat ini kemarau, dan sumur warga yang kedalaman 18 meter dalam kondisi kering. Aneh lagi, pihak Dinas tidak pernah memeriksa, melihat atau ngecek proyek itu,” katanya.
Bangunan Bantuan sumur bor di Desa Putra Aji 2, Lampung Timur, mangkrak, dan tidak ada kelanjutan. Masyarakat Desa yang sudah berharap banyak akan mendapatkan air bersih kecewa, Selama ini tergantung pada tadah hujan, dan aliran sungai yang sudah nyaris tak mengalir. Sementara untuk sumur dengan kedalaman puluhan meter.
Informasi dilokasi dibangunnya sumur bor, Minggu (7/7/2018), terlihat bangunan itu berdiri ditepi jalan utama Desa Putra Aji 2, dibangun oleh rekanan dan dipasang mesin. Ternyata bor belum menyentuh air. Saat diperiksa aparat desa, kedalaman bos tidak dilanjutkan, sementara bangunan tempat penambungan, dan tabung sudah dipasang.
Pihak desa kemudian mengamankan mesin penyedot sumur bor di kantor desa, karena akan dibawa oleh pihak rekanan, yang tidak ingin melanjutkan pembangunan. “Mesinnya diamankan di Kantor Desa. Katanya rekanan tidak mau melanjutkan, mungkin gak mau rugi,” katanya.
Setelah di complain warga dan aparat Desa, pekerja mengakui bahwa mereka tidak melanjutkan ngebor karena selalu bertemu bebatuan, dan merasa sudah tidak mau melanjutkan pekerjaan. “Warga sudah menyarankan kenapa tidak pindah tempat, atau digeser lokasi. Tapi mereka rekanan pekerja tidak mau. Ini juga aneh,” kata warga.
Menurut warga, mereka hanya tau bangunan sumur bor itu bantuan dari Pemda Lampung Timur. “Tidak tau dari mana, kami taunya pemerintah. Karena memang sudah lama dijanjikan bahwa di Desa Putra Aji 2 akan dibuatkan sumur bor. Ya tapi ngangkrak dan nggak jelas hini. Pemborongan ngilang, pada masyarakat sangat membutuhkan air apalagi di musim kemarau sumur kedalaman 15-20 meter. Tolong Bu Bupati, atau Dinas PUnya, ini di tinjau kebali,” katanya. (Juniardi)