Karawang (SL) – Presiden Joko Widodo berkunjung ke Pesantren Asshiddiqiyah Cilamaya Kulon, Karawang. Jokowi bertemu dengan ulama, santri, dan tokoh masyarakat Karawang.
Di hadapan para ulama dan tokoh masyarakat tersebut, Jokowi menepis anggapan bahwa investasi Indonesia hanya berfokus pada China, Korea, dan Jepang. Menurutnya, Indonesia kini juga terus membangun kedekatan dengan negara-negara Timur Tengah. “Katanya kita membuka investasi dari China, Korea, Jepang. Tidak. Justru kita sekarang ini ingin agar negara-negara di Timur Tengah itu banyak investasi di Indonesia,” katanya.
Jokowi pun memberikan contoh proyek-proyek yang dihasilkan dari kerja sama dengan negara-negara di Timur Tengah. Kerja sama yang disebutkan bukan hanya dalam bidang minyak dan gas. “Alhamdulillah yang sudah dimulai kilang minyak di Cilacap dengan Arab Saudi, sebentar lagi insyaallah dengan Oman di Bontang, Kalimantan. Sebentar lagi dengan Uni Emirat Arab, pelabuhan yang di Kuala Tanjung akan kita kerjasamakan,” kata Jokowi.
Jokowi lalu berbicara ihwal konsep Wasathiyah Islam atau Islam Jalan Tengah, konsep yang pernah dikemukakan saat pertemuan dengan ulama dunia di Bogor pada awal Mei lalu. “Kita tawarkan Islam Jalan Tengah, Islam yang moderat, sejuk dan damai. Saya kira inilah ciri keislaman di Indonesia. Dan para ulama dunia mengapresiasi hal ini,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, gagasan itu mendapat apresiasi dari ulama dunia, termasuk Imam Besar Al-Azhar Prof Dr Ahmad Muhammad Ath-Thayeb dan Imam Masjidil Haram Saleh M bin Himeid. “Saya ketemu ulama Al-Azhar dan ulama dunia, mereka menyampaikan kekagumannya kepada kita,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, negara lain kagum karena Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk tapi bisa hidup bersatu tanpa perpecahan. “Bahkan negara lain memandang kita sebagai negara yang patut dijadikan contoh, karena perbedaan banyak tapi bisa rukun dan bersatu. Di kehidupan sehari-hari, bisa kelihatan persaudaraan kita,” Jokowi menambahkan.
Dia berpesan supaya masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan. Terlebih saat mendekati pilkada. Ia pun mengingatkan supaya tidak ada perpecahan saat pilkada. “Di pesta demokrasi, kita tidak rukun gara-gara hanya beda pilihan, sangat rugi besar seperti itu,” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengingatkan bahwa memilih di pilkada hanya sekali dalam lima tahun. Jadi jangan sampai rusak pula silaturahmi selama lima tahun. “Silakan pilih pemimpin yang paling baik, setelah itu ya sudah, rukun kembali karena setiap tahun ada terus. Jangan sampai pilkada menceraiberaikan kita,” Jokowi menambahkan.
Menurut dia, Indonesia sudah dikagumi kebinekaannya oleh dunia luar. Jadi jangan sampai kekaguman itu dirusak. “Jangan sampai dari luar dikagumi tapi di dalam retak-retak gara-gara pilkada. Sangat rugi sekali kita,” ungkap dia.
Dalam kegiatan ini, Jokowi ditemani Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Hadir juga mendampingi Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Johan Budi, dan Staf Khusus Presiden KH Abdul Ghofar Rozin.
Selain itu, hadir pendiri dan pengurus Pondok Pesantren Asshidiqqiyah KH Noer Muhammad Iskandar serta Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 KH Hasan Nuri Hidayatullah. Seusai kegiatan tersebut, Jokowi meninjau kios NU Mart, yakni sebuah kios modern yang dikelola pengurus pondok pesantren. (DetikNews)