Bandarlampung (SL) – Politik uang jadi hantu masa tenang jelang Pilgub Lampung 27 Juni 2018. Gegap-gempita kampanye dan droping APK bertruk-truk bisa tenggelam oleh pembagian uang tunai jelang masuk bilik suara.
Masyarakat Lampung masih banyak yang toleran terhadap politik uang. Hasil Survey Syaiful Muzani Research Center (SMRC) ada 46 persen masyarakat menganggap wajar politik uang.
Sosialisasi para calon gubernur lewat jalan sehat, pertunjukan musik, pengajian, dan berbagai kegiatan lainnya bisa mudah dilupakan ketika warga mendapatkan uang jelang ke bilik suara.
SMRC memetakan daerah paling rawan politik uang di Lampung, yakni di Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat dan Tanggamus. Disusul, Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji, dan Lampung Selatan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung sudah menginstruksikan jajarannya hingga daerah untuk mengetatkan pengawasan terkait politik uang, kata Komisioner Bawaslu Lampung Iskardo P Panggar.
Politik uang itu hantu, kehadirannya kadang tercium tapi sulit terlihat. Masyarakat yang paling efektif melawan gerilya politik uang. Saatnya, masyarakat bersikap demi lima tahun kesejahteraan masyarakat Lampung.
Jangan sampai jelang masuk bilik suara, dengan uang Rp200 ribu, martabat dan masa depan Lampung malah tergadaikan selama lima tahun atau Rp40 ribu per tahun, Rp3.333 per bulan atau Rp111 per hari.
Politik uang atau istilah lainnya politik perut adalah pemberian uang, barang, atau janji menyuap seseorang agar memilih calon tertentu dan itu berbahaya dalam demokrasi kita.
Mereka telah dikelabui dengan bahan makanan dan sejumlah uang untuk memeroleh suara rakyat yang akhirnya mengabaikan kepemimpinan yang berkualitas, tak penting lagi mampu untuk tidak.
Seorang yang terpelajar dan memiliki segudang ilmu dan pengalaman jika tidak memiliki uang jangan harap akan dipilih. Namun, seorang jongos yang tak terdengar prestasinya, karena padat modal, bisa jadi pemimpin.
Politik uang bisa memunduran rayat Lampung. Sudah saatnya, rakyat bangkit melawan politik uang. Di masa tenang, fokus kepada pemimpin yang memang mampu membangun provinsi ini, mampu membuat sejuk masyarakat, terbukti pemerintah solid karena kekompakan pemimpinnya.
Bagaimana bisa seorang pemimpin dapat menjadi nahkoda yang membuat aman dan nyaman penumpang dan awaknya jika selalu “diganggu” oleh kepentingan toukenya? Bagaimana bisa kapal berlayar tenang jika laju pemerintahannya selalu diwarnai pertengkaran.
Politik uang adalah ancaman untuk memiliki pemimpin yang terbaik dari kandidat cagub Lampung. Mari kita jadikan politik uang sebagai musuh bersama, musuh penghancur demokrasi Lampung. Selamat memilih, jangan terpengaruh “cis”. Semoga Lampung makin sejahtera. Amin. (RMOLL/FMTL)