Bandarlampung (SL) – Penyedotan lumpur tinja belum menjadi kebiasaan di masyarakat, “padahal jika septitank di rumah tidak disedot lebih dari 5 tahun berarti septitank di rumah anda bocor. Fakta ini belum banyak diketahui masyarakat, karena sebagian masyarakat masih menganggap septitank yang baik adalah yang tidak pernah disedot. padahal kondisi yang terjadi adalah air tinja meresap dan mencemari air tanah,” ungkap I Nyoman Suartana, Urban Sanitation Specialist SNV Indonesia dalam Training survey Kajian Teknis Cepat (Rapid Technical Assessment) sanitasi di Hotel Horison, Jumat (8/6).
Banyak dampak yang diakibatkan dari tercemarnya sumber air di rumah, salah satunya diare dan juga dapat menyebabkan stunting atau kekerdilan pada anak. “ 67% penyebab stunting karena lingkungan yang tidak sehat, salah satunya air dan sanitasi yang buruk,” ujar Nyoman. Nyoman menekankan perlu adanya sistem pengelolaan lumpur tinja yang aman yang menjamin limbah tinja yang dihasilkan rumah tangga dapat diangkut dan diolah secara aman.
Sebagai langkah awal, SNV Indonesia melalui Program Air dan Sanitasi untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan (WASH SDGs) bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) menyelenggarakan Survei Kajian Teknis Cepat (Rapid Technical Assessment) Sanitasi di Kota Bandarlampung dan Kota Metro. Kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi awal terkait kondisi sistem sanitasi setempat yang meliputi jenis toilet dan penampungannya, akses untuk penyedotan, pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Febrilia Ekawati selaku Direktur YKWS menjelaskan Rapid Technical Assessment melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di lampung ini selain untuk mengidentifikasi kondisi teknis sanitasi, pelibatan mahasiswa juga dimaksudkan untuk mendorong kaum muda untuk peduli terhadap permasalahan sanitasi.
Pada bagian akhir paparannya Nyoman menegaskan bahwa hasil kajian ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah kota untuk membangun dan menyusun rencana untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja di kota Bandarlampung dan Metro. (Illa/YKWS)