Lampung Barat (SL) – Program Keluarga Harapan (PKH) dan Rastra sangat bermanfaat bagi mereka yang tergolong dalam ekonomi lemah. Pun begitu dengan Mujiono, warga Pekon Pagardewa Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat yang mengaku sama sekali belum merasakan manfaat dari dua program tersebut.
Sejak dua program itu bergulir tahun 2012 lalu, Mujiono belum menikmatinya sampai berita ini naik cetak. Kondisi ini berbanding terbalik, Mujiono yang tengah didera sakit pernapasan sejak dua thaun silam itu hidup dengan sangat tidak layak.” Tetangga saya yang hidupnya berkecukupan justru malah mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), dan juga rastra,” ungkap Mujiono kepada medinas Lampung, Senin (23/04).
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan ditengah sakit yang dialaminya, terpaksa sang istri, Paini, yang menggantikan tugasnya sebagai kepala keluarga. Mulai dari mengurus Mujiono dan anak-anaknya smapai dengan menafkahi seluruh anggota keluarga.
“Selama dua tahun itulah istri saya yang harus bekerja untuk menafkahi dan mencukupi kehidupan keluarga,” beber dia.
Mirisnya, kata Mujiono, selama keadaan keluarganya yang serba kekurangan dan kondisi sakit yang dialaminya, tidak ada kepedulian dari pihak Pekon Pagardewa yang memperhatikan nasib mereka. Sebelumnya, kata Mujiono, pernah pihak pekon setempat meminta fotocopy KTP dan KK.”Saya tidak tahu untuk apa mereka minta KTP dan KK saya, jika memang ada bantuan tentunya kami juga ingin merasakannya seperti warga lainnya,” harap dia.
Selama menderita sakit yang dialaminya, Mujiono sempat bolak-balik ke RSUD Liwa menggunakan kartu BPJS miliknya. Artinya, kata Mujiono, untuk berobat dirinya tidak mengeluarkan biaya apapaun, hanya saja biaya makan dan operasional dibantu pihak keluarganya.
“Apa jadinya kalau sampai kami tidak memiliki kartu BPJS, mau pakai apa kami membayar biaya rumah sakit, sementara buat makan sehari-hari saja kami sering kurang,” jelasnya. (mds/fran)