Bandarlampung (SL) – Wildlife Conservation Society (WCS) menandatangani kesepakatan bersama Dinas Perkebunan, GAEKI (Gabungan asosiasi kopi Indonesia) menandatangi Pernyataan Niat Bersama: Mengatasi Deforestasi Akibat Budidaya Kopi di Lanskap Bukit Barisan Selatan.
Niat bersama iyu juga diikuti Sustainability Manager Asia Pacific, Jacobs Douwe Egberts, Head of Corporate Communication, PT Mayora Indah, Head of Corporate Responsibility and Sustainability, Olam International, Netle, dalam rangka memajukan kopi Asal Lampung yang berkualitas tanpa merusak konservasi, di Hotel Emersia, Kamis (12/4/2018), pukul 15.30 WIB
Mereka yang menandatangani adalah Country Director WCS-IP Noviar Andayani, Mr. Do Ngoc Sy (Sustainability Manager Asia Pacific, Jacobs Douwe Egberts), Sribugo Suratmo (Head of Corporate Communication, PT Mayora Indah), dan Christopher Stewart (Head of Corporate Responsibility and Sustainability, Olam International), dan GAEKI (Gabungan asosiasi kopi Indonesia)
Pihak yang terlibat dan menjadi pemangku kepentingan dalam sektor usaha kopi yang meliputi pedagang, pengolah kopi domestik dan internasional, eksportir dan importir kopi, pemerintah serta LSM dalam mengajak semua pihak sepakat menjaga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dari kerusakan akibat pembukaan lahan akibat budi daya tanaman kopi.
Hal itu juga untuk mengantisipasi maraknya isu dunia, yang akan menolak kopi asal Lampung, karena berasal dari lahan konservasi dan hutan lindung, dan dianggap tidak menjaga ekosisitem, hanya untuk kepentingan bisnis.
Untuklah, WCS kerjasama dengan mengundang para pemangku kepentingan dalam sektor usaha kopi yang meliputi pedagang, pengolah kopi domestik dan internasional, eksportir dan importir kopi, pemerintah serta LSM merumuskan strategi dan solusinya.
Sebelum MOU, diadakan diskusi yang digelar akan menghadiri enam pembicara Kepala Balai Besar TNBBS Agus Wahyudiyono, Country Director WCS-IP Noviar Andayani, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung Dessy D. Romas.
Juga dihadiri Mr. Do Ngoc Sy (Sustainability Manager Asia Pacific, Jacobs Douwe Egberts), Sribugo Suratmo (Head of Corporate Communication, PT Mayora Indah), dan Christopher Stewart (Head of Corporate Responsibility and Sustainability, Olam International).
WCS memaparkan TNBBS adalah salah satu daerah terpenting di Sumatera dan salah satu kawasan konservasi yang diakui oleh badan dunia UNESCO sebagai ‘Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera.
Dengan luas 320.000 ha, TNBBS merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir satwa endemik Sumatra yang terancama punah seperti harimau, gajah dan badak, serta menyediakan habitat penting bagi satwa liar lainnya. Kawasan taman nasional ini meliputi Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatra Selatan, yang juga merupakan wilayah produksi utama kopi robusta Indonesia. (jun)