
Yusdianto : SGC Merusak Tatanan Demokrasi di Lampung

Bandarlampung (SL)-PT Sugar Group Companies (SGC), adalah Pabrik Gula besar yang ada Provinsi Lampung. Dalam bisnisnya, PT SGC sebagai corporate juga sering terlibat dalam beberapa perhelatan politik di Lampung, dan hal itu merusak tatanan demokrasi di Bumi Ruwa Jurai.
Hal itu dikatakan Satf Pengajar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung, Yusdianto, yang menilai kehadiran corporate ikut merusak demokrasi di daerah ini. Terlebih, pemangku kepentingan juga bermain di dalamnya.
“Ada banyak variabel yang melatarbelakangi campur tangan corporate dalam ajang demokrasi, baik itu pilkada dan pemilu lainnya. Yang pasti, tujuan demokrasi sesungguhnya sudah dirusak oleh berbagai unsur, terutama pemangku kepentingan, hal ini sungguh ironis dan memprihatinkan,” tutur Yusdianto, Rabu (6/9), ditulis kupastuntas.com.
Yusdianto menganggap justru kehadiran corporate turut menentukan pilihan rakyat dalam pesta demokrasi. “Bayangkan, sebuah pesta demokrasi untuk rakyat, dimana rakyat diberi kebebasan menentukan pilihan, kini sudah ditunggangi oleh kepentingan corporate. Tentu hal ini tidak dapat dibiarkan,” sambungnya.
Diakuinya, demokrasi membutuhkan biaya yang sangat mahal, keterlibatan semua pihak dalam suatu pemerintahan, hingga terkesan tidak efektif. “Tapi itu semua adalah sebuah proses yang hasilnya sangat baik buat masyarakat. Sedangkan jika corporate berulah, banyak calon karbitan, calon setengah nafas, calon bertopeng, yang justeru menghasilkan pemimpin yang prematur, dan akhirnya merusak hakikat demokrasi dan otonomi itu sendiri,” paparnya.
Menurut Yusdianto, calon yang diusung oleh corporate dipastikan kepala daerah yang akan menjadi pengawal corporate. Yusdianto juga tidak mengetahui dengan pasti mengapa sebuah perusahaan begitu ngotot dalam urusan pesta rakyat. “Saya menduga banyak hal yang harus dilindungi, banyak hal yang harus dikawal, banyak hal yang harus diteruskan, hegemoni pabrik sehingga status kepala daerah harus dipegang,” tuturnya.
Dijelaskan, tarik ulur dalam pansus di DPRD Tulang Bawang menjadi salah satu contohnya. “Ada tangan gelap yang kemudian membuat pansus seperti orang buta dan hilang akal. Partai-partai besar seperti tidak bernyali. Akhirnya, bisa jadi pansus itu bubar, toh sekarang anggota pansus sudah pada ditarik oleh partai,” jelasnya. (Jun/nt/kps)
Sumber : kupastuntas.com