Lampung Utara, sinarlampung.co-Kontraktor rekanan pelaksana Proyek pembangunan jembatan Way Sabuk, yang melintas di Jalan Lintas Sumatera, Desa Bumi Nabung, Kecamatan Abung Barat, Kabupaten Lampung Utara, PT Bora Bora Teknik Indonesia (BBTI) menghilang pasca merampungkan pekerjaan proyek. Mereka pergi dengan meninggalkan janji palsu kepada warga desa sekitar lokasi jembatan, dan bon jutaan dua ulan makan minum di warung.
Mewakili masyarakat Desa Bumi Nabung, Abung Barat, Marsat Jaya, mengatakan pada prinsifnya masyarakat terutama sekitar lokai pembangunan jembatan sangat berterimakasih, pemerintah mewujudkan keinginan masyarakat, termasuk pada penggunan jalan yang melintasi Way Sabuk.
*Ucapan Terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah yang telah mewujudkan keinginan masyarakat dan para pengguna jalan dengan terlaksananya penggantian jembatan Way Sabuk yang ada di Jalan Utama Lintas Sumatera, desa Bumi Nabung Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara ini, Yang pada saat itu terasa memang sudah rusak berat dan sudah tidak layak lagi untuk di perbaiki, sehingga jembatan tersebut di bongkar dan di ganti dengan Pembangunan Jembatan yang baru,” kata Masrat Jaya kepada redaksi sinarlampung.co, Kamis 1 Mei 2025.
Namun, kata Marsat, saat proses pembangunan masyarakat sekitar lokasi proyek jembatan di janjikan berbagai hal terkait dampak pembangunan jembatan itu. Karena saat pembangunanbeberapa dinding rumah retak akibat kuatnya getaran alat pemadat. Kemudian Tugu tapal batas desa yang di rusak karean akses percepatan pembanguan poyek.
“Pagar rumah warga yang digusur karena dijadikan lintasan sementara. Tanah yang digunakan untuk untuk lintasan jalan dan jembatan sementara tidak di kembalikan seperti semula. Termasuk siring talut yang dirusak dibeberapa titik tidak diselesaikan. Sampai kini tugu pengganti dan pagar yang di gusur tidak diganti, tanah yang di gunakan untuk lintasan jalan dan jembatan sementara tidak di kembalikan seperti semula. Padahal mereka menjanjikan semuanya secara baik, kini mereka hilang, ini menyakitkan warga,” katanya
Kondisi saat ini, kata Marsat, jika turun hujan tanah longsor dan di perkirakan akan membentuk tebing terjal akibat tergerus air. Belum lagi mereka meninggalkan hutang makan pekerja dan karyawan selama dua bulan tidak dibayar.
“Ini miris, Bon warung atau hutang makan karyawan dan para pekerja jembatan selama dua bulan terakhir tidak di bayar oleh pihak kontraktor. Pihak kontraktor beberapa kali di hubungi tidak merespon dan seakan tidak peduli akan keluhan warga sekitar akibat dampak dari pembangunan jembatan tersebut,” ujarnya.
Marsat menjelaskan, Philipus sebagai Manager dan pelaksana lapangan juga menghilang dan tidak pernah muncul lagi di lapangan. Dia juga tidak lagi berkomunikasi dengan warga. Termasuk Hendrik sebagai Direktur Perusahaan PT. Bora Bora Teknik Indonesia sudah puluh bahkan ratusan kali di hubungi tidak pernah mau mengangkat teleponnya.
“Jika dalam waktu 3 x 24 jam kedepan Pihak PT. Bora Bora Teknik Indonesia selaku kontraktor dari pembangunan jembatan Way Sabuj tersebut tidak datang menemui masyarakat dan menyelesaikan segala urusannya maka warga Bumi Nabung yang terdampak akan melaporkan hal tersebut kepada pihak pihak dan instansi terkait dan akan mengambil langkah gugatan ke Pengadilan dalam penuntasan kasus tersebut,” katanya.
“Kami sampaikan kepada para awak media, demi sebuah keadilan kiranya berkenan dapat meliput dan merangkum kesebuah berita agar Pemerintah lebih berhati hati dalam proses penunjukan pekerjaan, dan tidak lagi melibatkan kontraktor yang merugikan negara maupun rakyat,” katanya. (Red)