Serang, sinarlampung.co – Kondisi Jalan Cadika-Sayar di Kota Serang kembali memprihatinkan. Meski baru saja dilakukan pemeliharaan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Serang pada 2 Maret 2025 lalu, kini jalan tersebut sudah banyak berlubang di sejumlah titik.
Pantauan wartawan sinarlampung.co di sepanjang Jalan Cadika-Sayar menemukan banyak lubang, terutama di area yang sebelumnya telah diperbaiki. Kondisi ini diduga akibat pengerjaan yang terkesan asal-asalan, bahkan disebut-sebut dikerjakan hanya dalam satu malam dan tidak sesuai standar teknis.
Sebelumnya, warga sekitar juga menilai bahwa pekerjaan pemeliharaan Jalan Cadika-Sayar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, dilakukan asal-asalan. Beberapa warga bahkan dengan nada bercanda menyebut pekerjaan di masa pemerintahan Wali Kota Serang Budi Rustandi ini seperti proyek “Sangkuriang” dikerjakan dalam semalam.
Kegiatan pemeliharaan jalan tersebut dilaksanakan oleh para pekerja dari Dinas PUPR Kota Serang menggunakan kendaraan berpelat merah. Pekerjaan dimulai sekitar pukul 21.00 WIB pada Minggu malam, 3 Maret 2025.
Dalam prosesnya, para pekerja menggunakan aspal emulsi. Aspal emulsi merupakan campuran aspal bitumen dan air yang terdispersi melalui proses kimia. Keunggulannya adalah memiliki viskositas rendah sehingga mudah digunakan pada suhu lebih rendah. Namun, dalam kasus ini, penggunaan aspal emulsi justru dinilai asal-asalan tanpa evaluasi teknis yang memadai.
Humaedi, salah satu warga sekitar yang menyaksikan langsung proses perbaikan, mengungkapkan kekesalannya. Ia menilai bahwa proyek pemeliharaan ini seperti “proyek bancakan”, karena kualitasnya sangat buruk. “Pekerjaan ini tahun lalu juga dilakukan, tapi tidak sampai tiga bulan sudah rusak lagi,” ujarnya.
Menurut Humaedi, sebelum melakukan pengaspalan menggunakan aspal emulsi, seharusnya lubang jalan dikeruk terlebih dahulu, dibersihkan, dan disemprot menggunakan angin bertekanan. “Yang saya lihat sekarang, lubang hanya diisi batu split, digilas, lalu disiram aspal emulsi dan di-hotmix. Ini tidak akan kuat. Tiga bulan lagi pasti rusak di tempat yang sama,” tegasnya.
Humaedi juga membandingkan dengan metode lama yang menggunakan aspal campuran polimer yang lebih kuat dan tahan lama. “Kalau hanya pakai aspal emulsi di jalan berlubang seperti ini, tanpa perbaikan lapisan dasar, pasti cepat rusak apalagi kalau sering dilalui kendaraan berat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pekerjaan yang dilakukan secara asal-asalan ini sangat merugikan masyarakat. “Jangan asal bapak senang saja, ini uang rakyat,” katanya.
Sementara itu, pembangunan infrastruktur di Kota Serang dinilai warga terkesan tebang pilih. Akibatnya, sejumlah daerah, seperti Kuranji Kidul, terpaksa melakukan perbaikan jalan secara swadaya.
Pada Senin, 21 April 2025, warga Kuranji Kidul bergotong-royong memperbaiki jalan rusak di daerah mereka. Hal ini dilakukan setelah permintaan perbaikan ke Pemerintah Kota Serang tidak kunjung mendapat tanggapan. Barulah setelah aksi gotong-royong tersebut, pihak PU Kota Serang turun ke lokasi untuk melakukan pengukuran. Namun belum ada kepastian kapan akan diperbaiki.
Warga juga menilai, Dinas PUPR lebih fokus memperbaiki jalan di daerah perbatasan yang jarang dilalui warga Kota Serang. Selain itu, proses perbaikan sering dilakukan pada malam hari. “Iya, Kang, semalam dikerjain, paginya jalanan kami sudah mulus lagi lubang-lubangnya,” ujar salah satu warga Kasemen kepada wartawan.
Saat wartawan mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Kabid Bina Marga PUPR Kota Serang, Muhammad Asdar ST, MT, melalui pesan WhatsApp, tidak mendapat balasan. Saat didatangi ke kantor, pihak keamanan mengatakan bahwa yang bersangkutan sedang berada di lapangan. (Suryadi)