Bandar Lampung, sinarlampung.co-Kaca besar jatuh dari atas Gedung Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) runtuh dan menimpa sebuah mobil sedan yang terparkir di bawahnya. Akibatnya mobil sedan silver BE-1123-AQ ruak pada bagian kaca depan dan kap mesin rusak. Beruntung tidak ada korban jiwa karena kondisi lokasi sedang tidak ada orang melintas, Selasa 23 April 2025 siang.
“Beruntung saat kejadian tidak ada orang yang berada di sekitar lokasi. Tapi kalau ada yang sedang lewat, saya tidak bisa bayangkan seperti apa jadinya. Kaca besar itu jatuh dari ketinggian, dan pecahannya berhamburan,” ujar warga yang melihat kejadian itu.
Dia mengaku kaget mendengar suara benturan keras dengan suara pecahan aca yang sangat kuat. Dia lalu bergegas melihat pecahan kaca jatuh dan menimpa mobil. Mereka menduga kaca tersebut jatuh akibat hembusan angin kencang.
“Ini bahaya sekali. Kaca mobil aja sampai iku hancur dihantam kaca dari atas. Tempat itu kan tempat orang lalu-lalang. Melihat pemasangan kaca di bagian atas bangunan itu sepertinya asal. Saya lihat baut-baut tanam di kaca itu nggak rata, pemasangannya juga nggak rapi,” ujarnya, diamini warga lainya.
Para pengunjung rumah sakit menyebut hal itu juga terjadi akibat lalainya pekerjaan konstruksi. “Harus untuk fasilitas publik, ada jaminan keselamatannya. Kalau kualitas bangunannya seperti ini, ya jelas sangat merugikan masyarakat,” katanya.
Ketua Gepak Lampung, Wahyudi, mencurigai pihak kontraktor pembangunan yang mengerjakan proyek pembangunan gedung dengan kualitas tidak baik. Bangunan itu dikerjakan oleh vendor PT. MKB. “Ini adalah bentuk nyata dari kelalaian dan abainya tanggung jawab pihak RSUDAM dan kontraktor pelaksana pembangunan gedung. Bagaimana mungkin sebuah fasilitas publik sebesar rumah sakit, yang seharusnya menjamin keselamatan pasien dan pengunjung, justru menjadi ancaman nyawa karena kaca dari lantai atas bisa runtuh begitu saja,” kata Wahyudi.
Wahyudi menyebut laporan dari masyarakat menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa pemasangan kaca dilakukan tanpa memperhatikan standar keselamatan konstruksi. “Kami menerima informasi bahwa baut-baut tidak rata, finishing tidak rapi, dan pekerjaan tampak asal-asalan. Ini bukan sekadar soal kerusakan mobil, ini soal potensi kehilangan nyawa manusia,” ujarnya.
Karena itu, Gepak Lampung mendesak audit terbuka atas proyek-proyek yang pernah dikerjakan perusahaan tersebut, khususnya fasilitas publik, termasuk PT MKB. “Kalau benar PT. MKB yang menangani proyek ini, maka harus ada audit menyeluruh. Bangunan yang rapuh adalah bentuk pengkhianatan terhadap masyarakat pengguna layanan publik,” kata Wahyudi.
Wahyudi juga mendesak pemerintah provinsi dan aparat penegak hukum untuk tidak tinggal diam. “Jangan tunggu ada korban jiwa dulu baru bergerak. Ini sudah cukup bukti bahwa ada yang salah dalam proses pengerjaan. RSUDAM harus bertanggung jawab, kontraktor harus diusut, dan keselamatan masyarakat tidak boleh dikorbankan karena kelalaian,” ujarnya.
Wahyudi menambahkan bahwa pihaknya akan menurunkan tim investigasi untuk menelusuri kebenaran kasus ini.“Kami akan menurunkan tim investigasi untuk mencari tahu kejelasan proyek tersebut. Jika perlu, kami akan laporkan ke aparat penegak hukum agar ditindaklanjuti secara serius. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” katanya. (Red)