Pesawaran, sinarlampung.co-Penyidik Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Pesawaran dikabarkan sudah menetapkan tersangka kasus kematian Aliyan (69), akibat pengroyokan oleh warga di Dusun Seuncal, Pulau Legundi, Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran. Namun Polisi belum membeberkan siapa siapa yang menjadi tersangka.
Baca: Abah Aliyan Tewas di Massa, Jasad Dimasukan Karung Diikat Batu Lalu Dibuang ke Laut Pulau Legundi?
“Sudah ada tersangka. Untuk jelasnya langsung ke Kasat Reskrim Saja,” kata Kapolres Pesawaran, AKBP Maya Henny Hitijahubessy.
Sementara Kasat Reskrim Iptu Devrat Aolia Arfan mengatakan kasusnya segera akan diekpose dari bagian humas Polres Peawaran. “Sudah ada, nanti dirilis humas Polres Pesawaran, silahkan nanti hubungi Humas,” ujarnya.
Residivis Kasus Pembunuhan
Catatan Kepolisian, Aliyan (69) itu merupakan residivis kasus pembunuhan, dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Bahwa warga disana menilai Aliyan kerap bersikap arogan dan meresahkan warga. “Dari catatan Kepolisian, benar korban Alm Aliyan itu residivis kasus pembunuhan. Penyidikan sudah rampung dan semua sudah lengkap. Dan kasus di backup Satreskrim Polres Pesawaran,” kata Kapolsek Padang Cermin AKP Agus Sujatmiko.
Penyusuran sinarlampung.co di Dusun Seuncal, Pulau Legundi, menyebutkan Aliyan, termasuk orang yang disegani di wilayah tempat tinggalnya. Selain kerap bersikap tempramen, Aliyan ternyata berulang kali terlibat keributan dengan warga di sana. Bahkan Aliyan pernah dihukum tujuh tahun penjara karena kasus pembunuhan di sana.
“Dulu, almarhum itu pernah kasus pembunuhan. Divonis tujuh tahun. Dia membunuh pemilik kebun yang memergoki Aliyan mencuri buah kelapa. Memang begitu orangnya, dianggap agak gimana gitu,” kata salah seorang warga yang mengenal Aliyan.
Bahkan, sejak bebas dari penjara, Aliyan juga pernah melukai warga lain dengan senjata tajam karena selisih paham. “Dulu juga pernah bako orang. Ini kejadian yang kedua kalinya bacok orang lagi. Dikit dikit mau bacok orang. Jadi memang sebenarnya warga banyak yang sudah resah,” katanya.
Menurutnya, peristiwa malam kejadian itu, memang spontan saja. “Ya meski saya tidak ikutan. Tapi kejadian malam itu spontan saja. Warga melerai, tapi justru jadi sasaran amukan Aliyan. Maka warga merebut golok ditangan Aliyan, dan spontan ramai ramai memukuli Aliyan,” ujarnya.
Sementara bagi pendatang di Pulau itu, justru Aliyan dikenal baik, karena dipercaya menjaga beberapa aset milik pendatang yang ada di pulau itu. “Kalo dengan kami Aliyan itu baik. Kalo kami ke Pulau, dia justru menjadi penujuk jalan. Bahkan jika ada kesulitan Aliyan yang banyak membantu kami,” kata seorang warga Bandar Lampung, yang kerap berburu di Pulau Legundi. (Red)