Bandar Lampung, sinarlampung.co – Polda Lampung melalui Kasubdit Sosbud dan Kanit IV Subdit Sosbud Ditintelkam melakukan upaya penggalangan terhadap kelompok massa yang datang dari Jakarta, kedatangan diduga Preman Ambon Di Lampung itu diketahui untuk menyelesaikan konflik aset di Kampus Universitas Malahayati.
Mediasi berlangsung pukul 14.30 WIB, dengan melibatkan Ketua Koordinator Lapangan, Antoni, dan Chris selaku perwakilan rombongan Kelompok Rusli, yang merupakan keluarga Khadafi, minggu (2 Maret 2025).
Setelah dialog yang berlangsung kondusif, kelompok massa berjumlah sekitar 150 orang akhirnya sepakat kembali ke Jakarta sembari menunggu bus penjemputan.
Mereka memahami bahwa konflik yang terjadi merupakan persoalan internal keluarga terkait sengketa warisan, sehingga perlu diselesaikan melalui jalur mediasi keluarga terlebih dahulu.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari Yuyun, menegaskan bahwa pendekatan persuasif terus dikedepankan guna menghindari eskalasi situasi.
“Kami mengedepankan komunikasi dan mediasi agar konflik ini tidak berkembang menjadi bentrokan yang merugikan semua pihak,” ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh pihak yang terlibat untuk tetap menjaga situasi agar tetap kondusif.
“Kami mengharapkan semua pihak dapat bersikap kooperatif dan menghormati proses hukum yang ada. Jangan sampai permasalahan ini mengganggu aktivitas akademik di Kampus Universitas Malahayati,” tambahnya.
Polda Lampung juga memastikan pengamanan di sekitar kampus tetap berjalan guna mencegah potensi gesekan.
“Kami terus melakukan pemantauan untuk memastikan situasi tetap aman. Apabila ditemukan adanya potensi gangguan ketertiban, kami akan bertindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” kata Kombes Yuni.
Selain itu, ia meminta masyarakat dan pihak terkait agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar terkait keberadaan ratusan orang diduga Preman Ambon Di Lampung
“Kami mengingatkan agar semua pihak tidak terpengaruh oleh isu-isu yang dapat memperkeruh suasana. Percayakan penyelesaian ini pada mekanisme hukum dan mediasi yang telah disepakati,” tegasnya.
Hingga saat ini, situasi di Kampus Universitas Malahayati tetap terkendali. Kelompok massa pendukung Khadafi masih bertahan di sekitar kampus, namun dalam kondisi tertib tanpa adanya indikasi gesekan fisik.
Polda Lampung terus melakukan pendekatan agar semua pihak dapat menahan diri dan tidak bertindak di luar koridor hukum.
Datang Pakai Bus Brimob, Pulang Bus Pariwisata
Dari pantauan di lokasi minggu (2/3) malam, diketahui ratusan preman ambon tersebut telah bergeser menggunakan tiga bus pariwisata PT. Penantian Utama sekitar pukul empat sore.
“Ya bergeser menggunakan bus pariwisata penantian utama jam 4-an sore tadi, apa langsung pulang ke Jakarta atau menginap di hotel dulu kita tidak tahu.” Kata Windi salah satu security Universitas Malahayati.
Meski pasca mediasi yang dilakukan oleh Polda Lampung kondisi berjalan kondusif dan tidak terjadi gesekan, namun sebelumnya kedatangan ratusan preman ambon ke Universitas Malahayati dini hari itu diketahui menggunakan empat unit Bus Brimob.
“Kita gak tahu itu sistemnya nyewa apa gimana, yang pasti pas dateng make sekitar 4 bus brimob luar lampung, berhenti di deket pom bensin pramuka.” Tutup Windi.
Sebagai informasi, pada Minggu dini hari sebelumnya, sekitar 200 orang dari Yayasan Teknologi Bandar Lampung tiba di Kampus Universitas Malahayati menggunakan tiga bus, diduga untuk mengambil alih aset kampus.
Kedatangan ratusan orang yang diduga Preman Ambon Di Lampung itu sempat menimbulkan ketegangan dengan kelompok yang masih menguasai kampus.
Namun, kepolisian segera turun tangan untuk mencegah konflik terbuka. Setelah dilakukan negosiasi, situasi berangsur terkendali, dan mediasi internal keluarga akhirnya menjadi jalan utama penyelesaian sengketa ini. (Red)