Tanggamus, Sinarlampung.co – Sebuah bangunan mushola yang terletak di samping Kantor Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, menjadi sorotan publik karena kondisinya yang kumuh dan tidak terurus. Ironisnya, bangunan yang berada di jalur dua Taman Makam Pahlawan tersebut tidak lagi memiliki papan nama, dan aktivitas keagamaan di sana tidak pernah terlihat sejak didirikan.
Kondisi mushola yang memprihatinkan ini mendapatkan perhatian dari Ketua Lembaga Pemantau Konsumen Nusantara Indonesia (LPKNI) Tanggamus, Yuliar Baro. Saat melintas, Yuliar mengunggah video berdurasi 1 menit 12 detik yang memperlihatkan keadaan mushola tersebut.
“Astagfirullah, kok bisa mushola dibiarkan terbengkalai begini? Kalau ini dialokasikan ke lingkungan warga yang musholanya masih papan atau kurang layak, pasti lebih bermanfaat. Ini bukan mendatangkan pahala tapi malah menambah dosa,” ujar Yuliar dalam videonya yang diunggah ke media sinarlampung.co pada Senin, 10 Februari 2025.
Yuliar mengaku telah mengkonfirmasi kondisi mushola tersebut kepada Irham, Camat Kota Agung Timur, dan Efendi, Sekretaris Camat. Namun, tanggapan yang diberikan keduanya berbeda.
Irham menyatakan tidak memahami video yang beredar dan menegaskan bahwa mushola yang ada di kantor camat dalam kondisi bersih dan nyaman untuk digunakan.
“Kami punya ruangan mushola di kantor yang nyaman untuk shalat. Kalau bangunan itu bukan kecamatan yang bangun, dan saya tidak pernah mengusulkan pembangunan mushola tersebut. Terima kasih,” ujar Irham seperti ditirukan oleh Yuliar.
Sebaliknya, Efendi selaku Sekcam memberikan keterangan yang berbeda. Ia mengakui bahwa mushola tersebut memang merupakan tanggung jawab kecamatan, namun tidak ada pemeliharaan yang memadai selama ini.
“Kami hanya gotong royong saja untuk membersihkan. Dalam Musrenbang kami sudah mengusulkan pemavingan dan pembuatan pagar keliling, tapi ternyata harus ada permohonan langsung ke Pemda,” jelas Efendi.
Ia juga mengakui bahwa penggunaan mushola tersebut kurang efektif karena banyak pegawai yang memilih shalat di dalam kantor atau ke masjid terdekat. Selain itu, fasilitas seperti kran air yang hilang serta masalah kebersihan membuat WC mushola terpaksa dipalang mati.
Menanggapi kritik dari Yuliar, Efendi menyampaikan terima kasih atas koreksi yang diberikan.”Mulai saat ini akan kami rawat dengan baik. Terkait dana, kami akan upayakan secara swadaya, dan kami berharap Pemda bisa memperhatikan serta merespon ajuan kami,” tutupnya.
Kondisi ini mencerminkan perlunya perhatian serius terhadap pengelolaan fasilitas umum, terutama sarana ibadah yang seharusnya menjadi tempat nyaman dan layak bagi masyarakat. (Wisnu)