Lampung Timur, sinarlampung.co-Pelaksanaan pekerjaan rekonstruksi pembangunan ruas jalan antara Kecamatan Sukadana hingga Kecamatan Way Jepara sepanjang 8 kilometer yang bersumber dari anggaran APBD Kabupaten Lampung Timur TA 2024 senilai Rp19, 874 milyar diduga menggunakan material hotmix yang tidak memenuhi standar mutu. Material Hotmix yang didunakan didatangkan oleh pihak Rekanan dari Perusahaan Asphalt Mixing Plant milik Untung alias Qoyu di Kecamatan Metro Kibang.
Informasi dilokasi pengerjaan menyebutkan pemasangan material Hotmix pada badan jalan ternyata menggunakan material hotmix yang telah beku (menggumpal,red) dan tidak menggunakan material hotmix yang panas. Sehingga tingkat kerekatan material sangat diragukan, karena biasanya material semacam itu akan mudah pecah pada saat dilalui kendaraan dengan tonase berat.
Terlihat kasat mata beberapa bagian ruas jalan yang aspalnya telah terkoyak dan material lainnya juga turut berhamburan. Kondisi ini juga diperparah karena penyiraman aspal cair pada lapisan permukaan lapen yang tidak merata, sehingga tingkat kerekatan antara batu split permukaan lapen dengan hotmix tidak sempurna karena dikerjakan asal jadi.
Salah seorang warga Desa Pakuan Aji mengatakan bahwa proses pekerjaan pra hotmix, dinilai serampangan dan terbukti material batu split sudah berhamburan karena siraman aspal cair sebagai perekat permukaan sangat tipis dan tidak merata. “Kualitas Hotmx tak sesuai mutu. Siraman aspal cair sangat tipis dan tidak erata,” kataya Minggu 15 September 2024.
Warga lain menambahkan bahwa pihak rekanan dalam pekerjaan seolah cukup pelit dengan material, terbukti pemasangan Subbase juga hanya pada lokasi yang dinilai cukup parah dan terbukti hasilnya permukaan badan jalan yang bergelombang-gelombang “Irit material, lihat sudah ergelombang. Tentunya ini juga memiliki andil untuk mempercepat kerusakan kembali badan jalan. Parah ini makan anggarannya.” katanya.
Hotmix Rp1,1 Miliar Dikerjakan Semalam di Lampung Utara Dan Langsung Rusak
Belum sepekan setidak belasan titik kini sudah dilakukan tambal sulam. Hotmix senilai Rp1,123 ,229.000.00 miliar telah mengalami kerusakan, sedangkan proses pengerjaan hotmix dilaksanakan Kamis 22 dan selesai Jum’at 23 Desember 2022 lalu. Diketahui, proyek resmi dari Dinas PUPR Kabupaten Lampung Utara dikerjakan oleh Rekanan CV. BAGAS ADHI PERKASA pada ruas Jalan pendawa–Jalur II kebun IV kelurahan kota alam kecamatan Kotabumi Selatan Lampung utara.
Dugaan sementara kualitas aspal berkurang tidak sesuai RAB dan diduga pekerjaan yang asal – asalan. Pasalnya, senin 26 Desember 2022, pekerja kembali melakukan tambal sulam, yang nampak di sepanjang ruas jalan yang digelar Hotmix.
“Bagian Jalan yang ditambal sulam itu diduga dikarenakan kualitas Aspal Hotmix yang kurang bagus dan suhu panas Aspal Hotmix saat digelar kemungkinan sudah tidak sesuai standar panas Aspal Hotmix. Sehingga baru beberapa hari digelar terjadi pengelupasan pada hotmix,” kata warga yang melintas di jalan itu.
Informasi wartawan menyebutkan pekerjaan Rekonstruksi jalan pendawa-jalur II kebun IV kelurahan kota alam kecamatan Kotabumi selatan yang menyerap APBD-P Kabupaten Lampung Utara tahun 2022 sebesar Rp1.123,229,000 00. (Rp1,1 miliar lebih) yang dikerjakan oleh rekanan CV. BAGAS ADHI PERKASA dengan Nomor kontrak : 602/162 /KONT/PEMB/APBD-P/16-LU/XII/2022.
Dugaan proyek dikerjakan asal jadi pasalnya, belum lagi satu bulan pekerjaan Lapisan penetrasi (Lapen) yang digelar pada pekerjaan itu kini disepanjang ruas jalan telah terlihat banyak yang terkelupas. Batu split sebagai lapisan Lapen banyak yang terangkat berpisah dengan siraman cairan Aspal. Sehingga terlihat beberapa titik sepanjang ruas Lapen sudah berlobang.
Hal itu dikarenakan penyiraman cairan aspal pada batu split sangat tipis. “Sebelumnya proses Lapennya saja belum sebulan ini selesai tapi kok Batu splitnya uda pada bertaburan. Ini mungkin nyiram Aspalnya sedikit. Ya itu uda ada yang berlobang. Kalau Lapennya tidak diperbaiki terlebih dahulu. Lalu di gelar Hotmix, sepertinya tidak akan bertahan lama,” kata warga setempat yang kerap melintasi jalan itu.
Warga mengaku sangat menyayangkan dengan hasil pekerjaan yang kurang maksimal itu, sementara anggarannya miliaran. “Sejak mulai pekerjaan jalan awal berupa gelar material besh, saya selalu melewati jalan tersebut. Tidak semua ruas jalan di gelar besh. Sepertinya terpotong potong (Spot spot) tapi kenapa kok semua digelar Lapen,” tandasnya. (Red)