BANDARLAMPUNG – Politisi senior Alzier Dianis Thabranie ‘sentil’ Parosil Mabsus dengan melontarkan kecaman sangat keras terkait pernyataan mantan Bupati Lampung Barat yang melarang warga Nahdlatul Ulama (NU) bergabung ke PAN dan PKS.
Alzier menyebut Parosil tidak pantas menjadi pemimpin. “Jangan pilih dia lagi jadi pemimpin,” tegas Alzier, Jumat (11/08/23).
Sebagai tokoh dan aktivis NU Lampung, Alzier merasa sangat malu dengan pernyataan Parosil yang menurut Alzier terkesan mengadu domba umat.
“Warga NU jangan mau diadu domba sama orang yang tidak bisa menghargai perbedaan,” tegas Alzier.
Diketahui, Parosil Mabsus mengumbar pernyataan ‘miring’ itu saat berorasi di acara Pendidikan Dasar Nahdlatul Ulama di Lampung Barat, tepatnya di Kecamatan Suoh pada Minggu (6/8/2023) lalu.
Pernyataan Parosil itu terekam video, lalu dengan cepat menyebar hingga mengundang cibirin berbagai kalangan
“Yang namanya NU ini berada di mana-mana, sama dengan Pak Parosil. Pak Parosil hari ini adalah ketua DPC PDIP Lampung Barat. Mas Jafar juga Ketua (DPC) PKB Lampung Barat. Tapi kami berdua ini mempunyai niat yang sama, membesarkan Nahdlatul Ulama,” ujarnya, turut menyebut nama Ketua DPC PKB Lampung Barat Jafar Sodiq.
Kemudian Parosil tampak mengajak warga NU yang hadir untuk jangan ragu-ragu bergabung dengan partai politik mana saja.
“Mungkin hari ini ada di antara kalian yang ikut pendidikan ini mungkin di luar dari partai saya (PDIP) ataupun partai Mas Jafar (PKB). Mungkin ada di kuning, mungkin ada di hijau,” ujarnya, menyebutkan juga nama Ketua DPC PKB Lampung Barat, Jafar Sodiq.
Namun kemudian, di akhir video ia melarang audiens untuk bergabung ke PAN serta PKS. Menurut dia, dua partai tersebut memiliki pemahaman yang berbeda.
“Yang penting jangan masuk yang dua, karena yang dua ini berbeda pemahamannya dengan kita. Yang pertama itu Partai Amanat Nasional (PAN) karena itu organisasinya Muhammadiyah yang kedua PKS. Kalau yang lain monggo-monggo wae (silakan saja),” lanjut dia lagi disambut tepuk tangan oleh peserta yang hadir.
Menanggapi hal itu, Ketua PBNU Prof Mukri mengatakan bahwa apa yang disampaikan dalam video itu tidaklah benar. Dia menjelaskan bahwa pengurus Nahdlatul Ulama tidak pernah melarang atau membatasi hak kadernya dalam berpolitik.
“Tidak benar itu, Nahdlatul Ulama tidak pernah melarang itu. Itu Ketua PAN juga buktinya silaturahmi ke NU, jadi silahkan warga NU menggunakan hak pilihnya, hari ini NU bukan hanya milik satu partai, NU ada di semua partai,” kata dia, Kamis (10/8/2023).
Menurut Mukri, NU hari ini ingin menjadi payung yang besar yang tujuannya bisa menjadi pembeda dan menyejukkan.
“NU hari ini menjadi payung besar, siapa saja boleh berteduh dan tujuannya bisa menjadi penyejuk. Jadi pengurus tidak pernah melarang untuk kader dalam berpolitik dan memilih partai manapun,” terang dia.
Terkait pernyataannya itu, Parosil telah meminta maaf. Ia mengaku tidak bermaksud menjelekkan partai politik atas dasar perbedaan organisasi agama.
Ia menjelaskan ucapannya itu disampaikan dalam forum internal dengan konteks ingin menjelaskan perbedaan antara NU dan organisasi lain dalam agama Islam.
“Jadi ceritanya sebagai muhtasyar NU, saya diundang untuk memberikan materi tentang kebangsaan dan itu acaranya internal. Kemudian ada oknum yang sengaja membuat video seolah-olah saya menjatuhkan partai lain. Tentu itu di luar kesadaran saya tapi saya tidak ada niat untuk menyinggung ataupun menjelakan partai lain,” kata Parosil Mabsus saat menghadiri Rakerda PDIP di Hotel Sheraton Bandar Lampung, Kamis (10/8/2023).
“Saya minta maaf, saya manusia biasa yang tak luput dari salah,” ujarnya.(*/IWA)