Serang( SL )-Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan masih terdapat 641 ribu masyarakat kategori miskin di Provinsi Banten. Namun bagi Gubernur Banten Wahidin Halim angka tersebut termasuk rendah, bahkan ia tak yakin angka dan tidak mungkin juga angka kemiskinan menjadi nol.
Gubernur Banten Wahidin Halim menerangkan bahwa sebenarnya angka kemiskinan Banten paling rendah se Indonesia. “Kita akan terus tekan, tapi tidak mungkin juga angka kemiskinan itu menjadi nol,” ujar Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Jl Syekh Nawawi Al Bantani, Serang, Rabu (15/1/2020).
Menurut WH, saat ini angka pertumbuhan ekonomi di Banten relatif baik, daya beli masyarakat juga semakin membaik. ”Upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Banten menjadi di atas Rp 3 juta. Itu merupakan jumlah yang diharapkan, agar bisa meningkatkan kemampuan ekonomi warga,” imbuhnya
Berdasarkan survei BPS per September 2019, menyatakan kemiskinan Banten di angka 4,94 persen, atau tiurun 0,15 poin dibanding pada periode Maret 2019 (5,09 persen).
Kepala BPS Banten Adhi Wiriana dalam keterangan ke wartawan menerangkan bahwa peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peran komoditi nonmakanan. Contohnya saja perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Sumbangan makanan terhadap kemiskinan sampai 71,61 persen di pedesaan. Komoditas seperti beras jadi penyumbang terbesar sampai 25,86 persen. Disusul rokok kretek 11,97 persen dan roti 3,30 persen. Kepala BPS Banten menyatakan bahwa kenaikan harga rokok yang disertai naiknya rokok bisa memicu meningkatnya angka kemiskinan. suryadi)