Bandar Lampung (SL) – Ketua Umum Brantas Narkotika Maksiat (BNM RI) Fauzi Malanda Raden Bayang mengatakan, penyelundupan narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding keberhasilan pengungkapan kasus-kasus oleh aparat. “Yang lolos justru lebih banyak,” kata Fauzi, di Bandar Lampung, Rabu 18 Desember 2019.
Pria yang aktif di berbagai organisasi ini memaparkan, maraknya penyelundupan narkoba linier dengan tingginya permintaan pasar narkoba di Indonesia. Bila permintaan narkoba terus tinggi atau meningkat, maka Indonesia akan terus menjadi ladang bagi para sindikat internasional untuk menyelundupkan narkoba. “Kita berusaha menekan, tapi para penyelundup punya beribu cara, beribu jalur, beribu macam pula modusnya,” paparnya.
Itulah sebabnnya, tegas Fauzi, peredaran narkoba dari tahun ke tahun terus meningkat. “Harus diakui, kondisi ini sangat memprihatinkan kami (BNM RI, Red), betapa tidak, kini Indonesia sudah menjadi surga bagi peredaran narkoba,” ungkapnya.
Transparansi Penyitaan dan Pemusnahan Barang Bukti
Oleh karena itu Fauzi, meminta pemerintah melakukan evaluasi secara komprehensif untuk menjawab berbagai persoalan terkait pemberantasan peredaran narkoba, mulai dari menutup peluang para sindikat yang semakin lincah hingga pengungkapan dan transparansi penyitaan dan pemusnahan barang bukti (hasil tanggkapan). “Tiap hari kita dipertontonkan penangkapan di mana-mana, pengungkapan narkoba yang diselundupkan ke wilayah Indonesia. Berpuluh-puluh ton jumlah sabu yang diamankan, tapi narkoba tetap saja marak. Apa betul semua barang bukti yang disita itu 100 persen dimusnakah. Tak jelas!” tegasnya.
Ia juga menyinggung soal lambannya program rehabilititasi penderita kecanduan narkoba yang menurutnya harus menjadi perhatian pemerintah saat ini. Fauzi berharap pemerintah lebih serius dalam hal penyediaan pusat rehabilitasi agar para penderita ketergantungan narkoba bisa diselamatkan. “Ini sebenarnya bagian penting yang wajib dilakukan pemerintah daerah untuk menekan peredaran narkoba sekaligus menyelamatkan anak bangsa,” papar Fauzi, meski sampai saat ini dia masih menyangsikan program rehabilitasi bisa berjalan dengan cepat.
“Saat ini dan mendesak sekali, kita butuh institusi pemerintah yang konsen terhadap pemberantasan. Kami dari BNM RI risih menyaksikan masih ada oknum aparat pemerintah di tempat hiburan gontai dan dipapah mabuk sempoyongan. Ini memalukan!” ungkap Fauzi.(red)