Takalar (SL) – Rumah Sakit (RS) Maryam yang berada di Kabupaten Takalar diduga telah menelantarkan seorang pasien hingga menyebabkan meninggal dunia. Diketahui pasien tersebut bernama Adly Fauzan Asyul (11) warga Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.
Dimana sebelumnya, AFA mengalami kecelakaan tunggal saat sedang berboncengan dengan ayah dan ibunya di jalan Poros Takalar-Makassar.
Ayah korban, Asrar menceritakan kejadian tersebut bermula saat dirinya bersama istri dan anaknya dari arah Makassar menuju ke Bulukumba. “Tiba-tiba saya mengalami kecelakaan tunggal bersama anak dan istrinya. Dimana anak saya mengalami luka pada bagian kepala dan akhirnya dilarikan ke Puskesmas Palleko, Kabupaten Takalar. Anak saya dalam keadaan sadar dan baik-baik saja saat itu,” ungkap Asrar.
Karena ingin mengetahui luka yang dialamai oleh anaknya, lanjut Asrar, ia pun kemudian membawanya ke Rumah Sakit Maryam untuk di foto ronseng.
“Saya bersama keluarga saya kemudian membawanya menggunakan ambulance. Sesampainya disana anak saya masih dalam keadaan baik-baik saja dan bahkan sadar saat ditanya mengenai kesehariaanya,” paparnya.
“Hal tak terduga terjadi, saat anak saya telah dilakukan foto ronseng. Dimana, ia langsung mual kemudian menutup matanya dan mengamuk serta meringis kesakitan,” sedihnya.
Ia pun kemudian panik dan tak tahu harus berbuat apa lagi. Pihak RS pun kebingungan dan tak tahu berbuat apa. “Bahkan hasil foto ronsengnya itu pihak RS tak bisa menjelaskannya. Bahkan ia hanya mengirim kepada dokter melalui aplikasi Whatsapp. Ia hanya mengatakan ini emergency. Akan tetapi tidak ada penanganan serius,” kecewanya.
Asrar menceritakan, bahwa dirinya dan keluarga sempat mengamuk mempertanyakan kenapa RS ini pelayanannya seperti ini. “Anak saya mulai tak sadarkan diri hingga akhirnya mengeluarkan busa di mulutnya. Barumi pihak RS menyarankan untuk dirawat ke RS Wahidin Makassar. Tapi itu saran bukan rujukan,” tambahnya.
“Ada Ambulance di RS itu tapi ia tak bisa meminjamkan ambulance tersebut dengan alasan ini bukan rujukan ini hanya saran. Bahkan ia mengatakan untuk menyewa mobil rental. Padahal anak saya sudah mengeluarkan bisa di mulutnya,” bebernya.
Asrar pun mulai kebigungan dan akhirnya mengatakan kepada pihak RS untuk meminjam ambulancenya dan rela membayar berapa saja. “RS pun mengiayakan. Akan tetapi anak saya sudah tak sadarkan diri. Saat di dalam ambulance anak saya tak diinfus bahkan perawat yang mendampingi hanya duduk di depan saja,” ujarnya.
Bahkan sesampainya di RS Wahidin, pihak RS Wahidin mengamuk dan memerahi sang perawat RS Maryam tersebut. “Kenapa pasien yang kamu bawa ini sudah mayat. Perawat macam apaan ini,’ ujar Asrar yang mencontohkan gaya Dokter yang ada di RS Wahidin.
“Ternyata anak saya sudah meninggal di perjalanan. Saya hanya pertanyakan kenapa RS ini menelantarkan anak saya. Ini nyawa yang tidak bisa dibeli,” jelasnya. (Teropongnews)