Medan (SL) – Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengalungkan sorban ke Ustaz Yusuf Mansyur. Ma’ruf mengklaim sorban itu merupakan tanda bahwa Yusuf Mansyur sudah masuk dalam jaringan pendukung Jokowi-Ma’ruf.
“Saya berikan sorban ini kepada Kiai Haji Yusuf Mansyur. Berarti dia sudah masuk Jaringan Jokowi-Ma’ruf Amin,” ujar Ma’ruf di sela-sela acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H yang dihelat oleh Relawan Jokowi-Ma’ruf Amin (JAMIN) Sumut di Medan, Selasa 20 November 2018.
Acara itu dihadiri Wali kota Medan Dzulmi Eldin, mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, para alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta ribuan anggota pengajian dan majelis taklim.
Dia juga menyalami dan mencium tangan Ma’ruf. Kemudian, Ma’ruf Amin juga memberikan sorban yang sama ke Bobi Nasution, menantu Presiden Jokowi.
Sebelumnya, pada Agustus 2018, Yusuf Mansyur mengaku masih berada di jalan tengah dalam konteks Pilpres 2019. Ketika itu, dia mengatakan, “Kalau politiknya kan saya masih di jalan tengah. Saya ngademin kanan, saya ngademin kiri, bagaimana saya mengajarkan agar tidak saling bermusuhan, tidak saling membenci, tidak saling menghina, dan saling merangkul.”
Sementara dalam tausiyahnya, Ma’ruf menyampaikan Nabi Muhammad merupakan tokoh perubahan, karena dengan dakwahnya Nabi Muhammad telah mengubah masyarakat dari jahiliyahmenjadi masyarakat Khairu Ummah (ummat terbaik). “Harus ada strategi baru dalam perubahan. Dalam mengajak seseorang kepada kebaikan perlu dilakukan dengan santun, tidak galak, tidak kasar,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf menyebutkan, perilaku santun itu merupakan rahmat Allah SWT. Karena itu mengajak kepada kebaikan harus dengan menasehati bukan memaki-maki. Mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul. “Rasullah itu kenapa berhasil? Ya karena kesantunan-nya. Beliau mengajak dengan sukarela, sehingga orang merasa diperlakukan dengan terhormat. Ini pula yang dilakukan ulama di Indonesia mengajak ummat dengan sukarela,” ujarnya.
Kata Ma’ruf, berbeda partai tidak perlu bertengkar, berbeda capres juga tidak perlu bertengkar. Ma’ruf mengajak agar bangsa Indonesia tetap rukun. “Inilah namanya toleran. Nabi mengajarkan kecintaan dan rasa kasih sayang yaitu membangun kasih sayang di antara sesama. Walaupun berbeda agama, kita tetap membangun, bukan saling membenci dan saling memusuhi,” katanya. (CNNIndonesia)