Bandarlampung (SL)-Produsen minuman berenergi Torpedo menyanggah produknya memiliki dampak halusinasi pada konsumennnya bahkan hingga menyayat dirinya sendiri dan kini sedang viral. Pasalnya, Balai Besar Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru dan BPOM Pusat telah merilis jika produk itu mengandung zat psikotropika.
Dilangsir lampost.co, Branch Manager Torpedo, Dendi Suryatama yang menjelaskan viralnya kasus itu berawal dari peristiwa sayat tangan di Pekanbaru yang diduga ditenggarai dari produk minuman berenergi yang memiliki dampak halusinasi. Peristiwa membuat Badan Narkotika Nasional Pekanbaru berinisiatif mengecek kandungan produk minuman.
“Hasil pengujian laboratorium ternyata produk minuman kami itu negatif mengandung benzodiazepine. Hal itu diperkuat dengan hasil pengujian BPOM Pusat yang merilis kalau Torpedo tidak mengandung zat psikotropika,” kata Dendi, Jumat (5/10/2018) malam.
Terlebih, lanjutnya, minuman berenergi yang dihubungkan dengan peristiwa penyayatan diri sendiri bagi beberapa pelajar yang juga terjadi di SMP Negeri 1 GunungSugih, Lampung Tengah. Atas peristiwa itu, BBPOM Bandar Lampung tidak melakukan pengujian, karena sudah ada hasil pengujian dari BBPOM Pekanbaru dan BPOM Pusat.
“BBPOM Bandar Lampung tidak melakukan pengujian, karena hasil labnya sudah keluar dari Pekanbaru dengan produk yang sama. Kami juga sudah ke SMPN 1 Gunung Sugih itu agar warga di sana tidak resah, karena produk kami tidak mengandung zat berbahaya,” ujarnya.
Menurutnya, kasus penyayatan diri sendiri itu disebabkan dari video tantangan (chalenge) yang kini tengah viral di media sosial yang mengajarkan cara mensayat diri. Bahkan, para pelajar itu melakukannya dengan sadar dan merasakan sakit.
“Anak sekolah yang yang menyayat tangan itu sadar dan bukan dampak halusinasi dan mereka menyayat tangan pun merasakan sakit. Kalaupun produk minuman berenergi itu mengandung narkoba, tidak mungkin narkoba dijual dengan harga murah. Sedangkan harga produk kami hanya Rp1.000,” tuturnya. (lp/nt/jun)