Jakarta (SL) – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) akan menggelar kegiatan Ijtima Ulama jilid II. Dalam kegiatannya itu, mereka akan mengukuhkan dukungan politiknya kepada pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai Capres-Cawapres di Pilpres 2019.
Perlu diketahui bahwa dalam Ijtima Ulama jilid I yang digelar di Hotel Peninsula di kawasan Slipi, Jakarta Barat beberapa bulan yang lalu, GNPF dan para peserta Ijtima menyatakan rekomendasi untuk dua opsi paslon yang akan diusung dalam Pilpres 2019, yakni Prabowo-Salim atau Prabowo-UAS. Hanya saja karena ada kendala politik, yang maju justru Prabowo-Sandi yang tidak masuk dalam daftar opsional hasil Ijtima Ulama Jilid I itu.
Untuk menyikapinya, Ketua Umum GNPF Ulama, Ustadz Yusuf Muhammad Martak menyatakan pihaknya mengembalikan pilihannya kembali kepada para ulama dan tokoh nasional. “Kami panitia tidak semena-mena menjalankan rekomendasi, makanya kami jalankan ijtima II dengan membahas palson yang telah ditetapkan yakni Prabowo dan Sandiaga Uno,” kata Yusuf dalam konferensi persnya di Retoram Hayam Wuruk, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).
Penetapan dukungan Prabowo-Sandi ini dikatakan Yusuf berangkat dari semangat awal dilahirkannya Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional 212, yakni ingin ada pergantian Presiden. “Ijtima ulama tujuan semangatnya untuk pergantian presiden yang baru. Ini clear ya,” tegasnya. Sementara untuk pelaksanaanya, GNPF Ulama akan menggelar Ijtima Ulama jilid II selama satu hari penuh dimulai pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Sepanjang proses ijtima ulama, akan digelar proses dengar pendapat dari para peserta Ijtima Ulama II yang diklaim akan dihadiri 1.000 ulama dan tokoh nasional di seluruh Indonesia. Kemudian terkait bagaimana keseriusan Prabowo-Sandi dalam memenuhi hajat mereka melalui penandatanganan pakta integritas. “Sejauh apa di ijtima ulama; pertama, kami akan menampung masukan ijtima II sejauh apa dukungan yang akan diberikan. Kedua, sejauh mana paslon menjalankan komitmennya dengan menjalankan pakta integritas. Maka jika itu terjadi akan ada kerjasama yang baik,” terang Yusuf.. (rls/hmsgnpf)