Lampung Tengah (SL) – Lambatnya pengerjaan proyek ruas jalan nasional di Lampung Tengah mengundang keprihatinan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Anang Prihantoro. Salah satu yang ia anggap lambat adalah pengerasan jalan di Yukum Jaya.
Untuk itu, Anang menjelaskan pihaknya akan memberikan rekomendasi kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA), supaya melakukan evaluasi perencanaan proyek pembangunan jalan nasional di Lamteng.
Anang mengaku mendapatkan banyak keluhan baik dari masyarakat sekitar Yukum Jaya, Poncowati, dan Terbanggi Besar. Mereka menganggap sejauh ini pengerjaan jalan banyak memberikan dampak perekonomian warga.
“Ini sangat serius sekali. Pembangunan jalan negara ini memang hal yang baik dan kita semua membutuhkan itu dan sangat setuju. Namun dari sisi perencanaan kalau hanya di bangun jalan tapi drainase dan dampak sosial ekonomi tidak di pikirkan, maka itu tidak tuntas namanya.” jelas senator yang terkenal dengan caping taninya itu.
Anggota Komite II DPD RI bidang pengawasan dan infrastruktur menambahkan, pembangunan jangan sampai merugikan masyarakat dan tidak boleh mengorbankan kepentingan masyarakat masyarakat.
“Bahkan saya mendapat keluhan masyarakat pedagang di Yukum Jaya. Mereka bahkan mengatakan pendapatan mereka menurun hingga 50 persen. Tentu hal tersebut harus mendapat evaluasi pusat (Kementrian PU-PERA),” bebernya.
Untuk itu, Anang berharap pihak yang mendapat tender pengerjaan jalan dapat memperhatikan keinginan masyarakat sekitarnya. Seperti di Yukum Jaya lanjutnya, pengerjaan drainase di areal pengecoran harus segera dirampungkan.
Pengamatan di lokasi, kemacetan masih tampak terjadi di kawasan rigid Yukum Jaya. Penumpukkan kendaraan truk dan kendaraan pribadi kerap terjadi sepanjang satu kilometer.
Selain menyebabakn seringnya terjadi kemacetan yang cukup parah, pengerjaan rigid di jalan lintas tengah Sumatera tepatnya di depan Rumah Sakit Yukum Medical Centre hingga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar juga menyebabkan banyaknya debu.
Debu ini menurut para pedagang disepanjang jalan tersebut sangat mengganggu aktifitas jual beli mereka. Bahkan dikarenakan hal itu, omsed pedagang menurin drastis.”Menggangu sekali. Pemasukan menurun mas, siapa yang mau berhenti kalau banyak debu seperti ini,”ujar Deni salah satu pedagang bandrek disekitaran pengerjaan rigid. (Ersyan)