Bandarlampung (SL) – Tugu Adipura menjadi merah dipenuhi oleh ratusan massa buruh yang menggunakan atribut serba merah. Ratusan massa buruh yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL) menggelar aksi damai untuk memperingati hari buruh sedunia (MayDay), 1 Mei 2018.
Pantauan di lokasi aksi damai, sebelum berkumpul di Bundaran Adipura, massa aksi buruh melakukan longmarct dari jalan Raden Intan depan Ramayana menuju ke Bundaran Adipura.Sembari berjalan, ratusan massa aksi buruh ini terus meneriakkan yel-yel “hidup buruh” sembari mengangkat sepanduk.
Aksi ratusan buruh ini pun mendapat pengawalan ketat dari ratusan anggota kepolisian.Massa yang mengatasnamakan PPRL ini tergabung dari FSBKU-KSN, FSP2KI-KPBI, FSBMM, KPR, LMND, FMN, SERUNI, SP SEBAY, SPRI, SBMI, LBH Bandar Lampung, KPOP, Persatuan Masyarakat Kampung Pasar Griya, SPI, AGRA, BEM U-KBM Unila.
May Day atau peringatan hari buruh internasional diperingati setiap tanggal 1 Mei. Di Indonesia peringatan hari buruh sempat dilarang di era Presiden Soeharto. Hari Buruh kembali menjadi hari libur nasional saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya tahun 2014. Bagaimana awal mula tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari buruh?
May Day punya sejarah panjang. Lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja setelah revolusi industri. Para buruh dipaksa untuk bekerja hingga 16 jam sehari. Di beberapa tempat ada yang dipaksa bekerja hingga 19 jam sehari di pabrik-pabrik.
Tanggal 1 Mei 1886, sejumlah Serikat Pekerja di Amerika Serikat melakukan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut diberlakukannya 8 jam kerja setiap hari serta kenaikan upah yang layak. Aksi ini terjadi serentak di seluruh negeri. Tak kurang dari 100.000 orang buruh mengikuti mogok massal tersebut.
Aksi ini berlangsung berhari-hari. Tanggal 4 Mei malam, di alun-alun Haymarket di Chicago, sejumlah aktivis masih melakukan orasi bergantian. Awalnya ada 3.000 orang di sana. Namun seiring hujan deras, pada pukul 22.00 hanya tinggal ratusan buruh yang bertahan.
Kemudian sekitar 180 polisi datang ke lokasi para buruh berkumpul. Suasana memanas. Para aktivis berusaha menjelaskan kalau mereka menjalankan aksi damai. Namun polisi bersikeras membubarkan mereka. “Atas nama hukum, saya meminta kalian membubarkan diri,” kata Inspektur Polisi John Bonfield sambil menunjuk massa. “Saat itulah sebuah bom tiba-tiba meledak di dekat barisan polisi. 67 aparat terluka dalam serangan itu. Sementara tujuh polisi tewas. Petugas mulai menembaki para demonstran. Melukai 200 orang dan menewaskan beberapa orang,” tulis majalah TIME menggambarkan peristiwa itu.
Bom tersebut kemudian diketahui merupakan bom rakitan yang dibuat dari dinamit dan diisi dengan kepingan tajam logam. Begitu meledak, potongan metal langsung berterbangan membunuh beberapa orang polisi. Hal ini dibalas oleh berondongan tembakan ke arah massa.
Kemudian tercatat empat orang tewas dari barisan para buruh. Tak kurang dari 100 orang ditahan. Tak diketahui secara jelas siapa yang melemparkan granat ke arah polisi. Peristiwa di Chicago itu kemudian dikenal dengan nama Insiden Haymarket atau Kerusuhan Haymarket.
Konferensi Internasional Sosialis tahun 1889 kemudian menetapkan demonstrasi besar-besaran di AS dan Kanada serta insiden Haymarket sebagai momentum untuk perjuangan para buruh. Awal mula aksi tanggal 1 Mei 1886, ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional.
Sejak saat itu hari buruh diperingati di seluruh dunia pada tanggal 1 Mei.
Disela-sela demo ditugu Adipura terlihat Polwan-polwan cantik dari Polresta Bandar Lampung terlihat membagikan air mineral kepada para buruh yang menggelar aksi demonstrasi.Polwan tersebut mengelilingi para buruh untuk memberikan air mineral tanda kepedulian polisi kepada masyarakat yang menuntut haknya kepada pemerintah.Para buruh dengan sontak menerima air mineral yang dibagikan sang polwan dan langsung meminumnya.
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono memilih untuk ngantor di luar. Hal ini dilakukannya akibat banyaknya kegiatan di lapangan. Tidak seperti biasanya, Alumnus Akabri 1995 ini memilih mengerjakan berkas kantor di Pos Lalu Lintas di Bundaran Adipura, Selasa 1 Mei 2018.Nampak berkas yang ditata didua sudut meja dengan panjang 1×2 meter.
Sembari memantau aksi damai hari buruh sedunia (May Day), Murbani mencek satu persatu berkas yang ada di meja. Saat ditanya, Murbani menjawab jika ngantor diluar itu adalah hal biasa. “Ini biasa kalau ngantor diluar, dimana saja harus siap standbay bertugas,” ungkapnya.
Masih kata dia, ngantor di luar ini lebih pada efektifitas kegiatan mana kalau ada kegiatan di lapangan. “Saya harus memantau langsung bahwa kegiatan yang berlangsung di lapangan itu berjalan baik dan aman,” katanya.
Murbani menambahkan, sebagai Kapolres harus bisa melakuakan dua pekerjaan langsung. Yakni pengendalian lapangan operasional dan administrasi perkantoran. “Keduanya harus berjalan beriringan jadi saat saya di lapangan, gak ada alasan kegiatan penyidikan dan administrasi terbengkalai. Sehingga saat di lapangan bisa melakukan kegiatan administrasi dan kegiatan penyidikan,” tutupnya (jun)