Lampung Selatan (SL) – Se-ekor sapi ternak milik warga Dusun Talangulu, Desa Talangbaru, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan. Matinya sapi itu menambah daftar sapi mati mendadak sejak Januari 2018 lalu. Tercatat selama empat bulan sudah enam ekor sapi mati mendadak.
Banyaknya hewan ternak sapi yang mati, membuat masyarakat peternak Sapi di wilayah Sidomulyo cemas. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan akibat kurang perawatan.”Kami khawatir sapi terserang penyakit atau wabah,” kata Parman (40) Ketua RT di Dusun Talangulu, Minggu (8/4/2018).
Banyaknya hewan ternak sapi yang mati, kata dia, sudah dilaporkan ke dinas/instansi terkait untuk di tindaklanjuti. Masyarakat peternak sapi mengaku sudah merawat sapi peliharaannya secara cukup baik. Sapi ditempatkan di kandang serta makanan diberikan setiap hari. “Sudah kami laporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan. Perawatan sudah cukup baik, kalau sapi keracunan pasti terlihat tanda mulutnya berbusa,” ujarnya.
Kepala Desa Talangbaru, Ahmadi mengatakan sudah mendapatkan laporan dari warganya mengenai kematian sapi secara mendadak. “Kematian sapi terakhir kali beberapa hari yang lalu. Kami harap dinas atau instansi terkait bisa menindaklanjuti kecemasan warga,” kata dia.
Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kecamatan Sidomulyo Yoyok Ari Sarata menjelaskan hewan ternak milik warga setempat mati karena kurang paham teknis pemeliharaan sapi.
“Kematian sapi bukan di sebabkan virus dan wabah. Kemungkinan sapi yang mati itu diberi makan dari rumput yang berasal dari rawa dan langsung diberikan ke hewan ternak. Akhirnya sapi sakit perut dan mengalami kembung akut berujung kepada kematian,” ujarnya.
Berdasarkan laporan staffnya, kematian sapi itu tidak di sebabkan virus atau wabah. Sapi yang mati karena virus atau wabah sebelumnya alami kejang-kejang dan berkeringat. “Gejala-gejala seperti itu tidak ditemukan,” ujarnya (lp/nt/*)