Tanggamus (SL) – Tak terawatnya masjid Nurul Faidzin Islamik Center Kota Agung dan tidak adanya anggaran perawatan dari Pemkab menjadi pertanyaan jamaah.
Para jamaah menyayangkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus terhadap perawatan Masjid megah tersebut dan peran Pemkab memakmurkan Masjid.
Keluhan tersebut terkait sarana prasarana Masjid seperti minimnya suara speaker masjid, tempat wudhu perempuan yang tidak berfungsi serta lampu penerangan yang sangat minim, bahkan terkesan remang-remang, mirisnya lagi atap Masjid juga bocor.
Menurut Awen salah seorang jamaah masjid Nurul Faidzin, sangatlah miris melihat kondisi masjid yang termegah di Kabupaten Tanggamus tersebut, jika sudah menjelang malam terkesan remang bahkan nyaris gelap.
Kemudian suara speaker Masjid juga sangat kecil, sehingga radius yang mendengar hanya sekitaran Masjid tersebut saja. Selanjutnya tempat berwudhu perempuan sepertinya tidak berfungsi, karena dari keterangan jamaah perempuan air di sana tidak mengalir.
“Apalagi saat ada acara besar seperti Tanggamus Ekspo kemaren, tempat wudhu laki gabung sama perempuan, jadi tidak pantas, itupun habis airnya. Kemudian lampu penerangan minim, jadi seperti remang remang disekitaran masjid, belum lagi suara speaker sayup-sayup terdengan jika jarak rumah jamaah agak jauh, jadi bertanya tanya ada yang sholat ga ya, mirisnya jika hujan deras atap masjid bocor, air masuk mengucur kedalam masjid, ” katanya, Kamis (05/04/2018).
Selain itu, menurut Awen, seharusnya ada peran Pemkab dalam memakmurkan Masjid Nurul Faidzin, agar jamaahnya menjadi ramai, tidak seperti saat ini sangat sepi, bahkan terkadang kosong. Adapun memakmurkan disini bisa dengan melengkapi sarana prasarana Masjid, termasuk lampu penerangannya dilengkapi, suara speaker dimaksimalkan, dan air wudhu lancar. Ataupun bisa dengan memfokuskan kegiatan-kegiatan keagamaan di Masjid tersebut, seperti menghidupkan pengajian-pengajian, juga membuat perpustakaan keagamaan di areal Islamik Center dan pada bulan puasa memfokuskan membuat lapak takjil, jangan panggung dangdut saja yang digelar.
“Masjid inikan wewenang Pemkab, jadi jamaah ataupun takmir masjid tidak bisa mengambil keputusan, sehingga serba canggung, harus persetujuan pemkab. Nah akhirnya, masjid sepi dari jamaah, jadi harapan kami semoga pemkablah yang mencarikan solusinya untuk memakmurkan masjid. Karena ingat konsepnya, inikan Islamik Center, yang berarti pusat keagaaman Islam di Tanggamus, jadi hidupkan konsep itu. Pemkab ada anggaran, atudy banding lah ke kota yang pengelolaan Islamik Centernya hidup, daripada study banding yang ga jelas hasilnya, ” ujarnya.
Diketahui, dari pantauan di Masjid Nurul Faudzin Islamik Center Kota Agung, Tanggamus tersebut, dari jumlah lampu penerangan yang berjumlah 90 titik, hanya 25 saja yang hidup selebihnya padam yakni 65 titik. Kemudian dari jumlah 15 unit speaker Masjid, hanya 1 saja yang berfungsi normal, sehingga wajar jika terdengar sayup-sayup, sedangkan kendala air pam sering habis kalau jamaah ramai, karena sistem aliran air, ditampung dahulu ke bak galon warna oranye diatas bangunan wudhu, padahal dari keterangan pihak PDAM, air PAM cukup kuat untuk areal Islamik Center, tidak perlu tampungan.
“Ya, semoga ini menjadi masukkan bagi Bupati kita yang baru menjabat sebagai Pjs, ini hanya sekedar aspirasi dari rakyat dan jamaah masjid Nurul Faidzin, semoga dapat bermamfaat bagi kita semua, ” pungkasnya. (Hardi)